Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Capres AS dari Demokrat Janji Perketat Kepemilikan Senjata Api

Ihfa Firdausya
11/8/2019 14:00
Capres AS dari Demokrat Janji Perketat Kepemilikan Senjata Api
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Elizabeth Warren(AFP/Alex Wong/Getty Images)

SEBUAH forum yang membahas keselamatan dalam penggunaan senjata api dihelat di Lowa, Amerika Serikat (AS), Sabtu (10/8). Diskusi itu diadakan menyusul serangkaian peristiwa penembakan massal yang terjadi di AS, beberapa minggu ke belakang.

Forum tersebut dihadiri para calon presiden AS dari Partai Demokrat untuk pilpres tahun depan. Di antaranya Joe Biden, Elizabeth Warren, dan Bernie Sanders.

Mereka mengajukan proposal mulai dari perizinan senjata api hingga penerapan kembali larangan peledakan senjata.

Di forum tersebut, Demokrat mengajukan berbagai rencana yang pada akhirnya bertujuan mengurangi serangan bersenjata di AS. Beberapa dari mereka menuntut Senat memberikan suara pada langkah-langkah yang dikeluarkan DPR. Di antaranya memperluas pemeriksaan latar belakang (pemilik senjata) dan menyusun apa yang disebut undang-undang “bendera merah”. UU tersebut memungkinkan pihak berwenang menyita senjata dari orang-orang yang diyakini meliliki risiko keselamatan bagi diri mereka sendiri atau orang lain.

Baca juga: Pelaku Penembakan El Paso Targetkan Warga Meksiko

Warren mengatakan kepada kerumunan aktivis dan para penyintas bahwa ia percaya kesedihan dan kemarahan setelah penembakan itu dapat memberi jalan kepada tindakan yang bermakna.

"Kami akan melakukan perubahan. Kami akan mengesahkan undang-undang keselamatan senjata di negara ini," kata Warren Sabtu (10/8) pagi.

Warren menekankan salah satu tindakan pertamanya jika terpilih sebagai presiden adalah menghentikan cengkeraman industri senjata dan National Rifle Association (NRA). Ia ingin mencapai tujuannya mengurangi 80% jumlah kematian akibat senjata di AS.

Kandidat lain dari Demokrat, Joe Biden, berniat memberlakukan kembali larangan penggunaan senjata yang menjadi undang-undang 25 tahun lalu.

"Saya melakukan itu pada 1994," kata Biden, merujuk pada suaranya untuk menyetujui larangan tersebut ketika dia menjabat senator AS. "Kita bisa melakukannya lagi."

Biden juga menganjurkan peningkatan penggunaan biometrik. Ia mengatakan jika terpilih sebagai presiden AS, dirinya akan mencari hukum yang mengharuskan produsen untuk mulai menggunakan teknologi seperti senjata pintar yang diaktifkan dengan sidik jari.

Michael Bloomberg, mantan wali kota New York City dan penyandang dana utama Everytown for Gun Safety yang mengorganisasi forum itu memuji aktivis dan penyintas senjata. Ia mengatakan orang AS siap menjawab tantangan kekerasan senjata.

"(sebelumnya) Tidak pernah ada forum besar yang membahas keamanan senjata dari para kandidat presiden Demokrat seperti yang terjadi saat ini," kata Bloomberg.

"Sekarang, kita harus bersatu dalam apa yang telah kita bangun dan menerjemahkannya ke dalam tindakan di Washington."

Banyak Republikan di Kongres berpendapat mengambil kebijakan untuk mengurangi pembelian senjata akan melanggar hak konstitusional Amerika.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan berulang kali bahwa kekerasan yang terjadi bukan karena masalah senjata.

Menurutnya, kesehatan mental dan kebencian adalah pendorong utama kekerasan yang mematikan.

Namun, beberapa orang yang selamat dari kekerasan senjata, termasuk para ibu yang anak-anaknya dibunuh, memberi tekanan pada anggota parlemen untuk bertindak demi mencegah lebih banyak tragedi serupa.

Jackie Jackson, seorang pendeta dari Cincinnati, mengatakan 12 kerabatnya telah tewas atau terluka dalam kekerasan senjata sejak 2013.

"Kami membutuhkan seorang presiden di Gedung Putih yang peduli dengan nyawa yang hilang," kata Jackson. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya