Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Perseteruan Politisi Wanita Demokrat dengan Trump Kian Panas

Ihfa Firdausya
16/7/2019 11:00
Perseteruan Politisi Wanita Demokrat dengan Trump Kian Panas
Empat anggota Kongres dari Partai Demokrat yang berseteru dengan Donald Trump.(AFP/Alex Wroblewski )

EMPAT anggota Kongres dari Partai Demokrat terlibat ajang perseteruan dengan Presiden AS Donald Trump. Anggota Kongres dari etnis minoritas tersebut kerap melontarkan pernyataan kontroversial yang bersebarangan dengan pernyataan Trump.

Empat anggota Kongres yang terdiri dari Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, Ilhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Rashida Tlaib dari Michigan dijuluki sebagai 'pasukan' gaya baru. Tiga anggota Kongres yang berani mengkritik Trump lahir di Amerika Serikat kecuali Ilhan Omar.  

Dalam menanggapi pernyataan keempat anggota Kongres, Trump kerap melontarkan pernyataan yang bernada Xenofobia. Bahkan mantan raja properti itu meminta empat politisi dari Demokrat itu untuk kembali ke negara asal mereka. Trump juga menuduh para politisi perempuan itu memiliki 'cinta' tapi 'memusuhi' Amerika dan disamakan dengan kelompok radikal Al-Qaeda.   

Ocasio-Cortez, 29 tahun keturunan Puerto Rico, adalah anggota termuda dari Kongres. Pressley adalah orang Afro-Amerika pertama yang dipilih untuk Kongres dari Massachusetts. Sementara itu, Tlaib dan Omar adalah dua wanita Muslim pertama yang terpilih untuk Kongres.

Tlaib adalah orang Amerika pertama keturunan Palestina yang terpilih menjadi anggota parlemen. Di sisi lain, Omar, yang melarikan diri dari Somalia yang dilanda konflik bersenjata adalah wanita muslim kulit hitam pertama di lembaga legislatif AS. Dia pun memakai jilbab sebagai identitas seorang muslimah.

Barisan politisi perempuan menjadi bagian dari gelombang baru yang membantu membalikkan Kongres yang kembali di bawah kendali Partai Demokrat. Semuanya mulai menjabat pada Januari 2019.

Mereka memiliki visi yang sama dalam menentang Partai Republik menggunakan senjata media sosial untuk mengenalkan gagasan progresif mereka.

Ocasio-Cortez yang mengklaim sebagai seorang sosialis. Dengan 4,7 juta followers, Cortez memiliki pengaruh yang kuat. Pada bulan lalu, dia melontarkan kontroversi dan berani terkait tempat detensi migran dari Amerika Selatan sebagai 'holocaust'.

Omar dan Tlaib secara beruntun dituduh anti-Semit sejak mereka mengumumkan dukungan terhadap kampanye internasional untuk memboikot Israel.

Pada Februari silam, Omar, 37, mendapat kecaman karena mengatakan politisi AS mendukung Israel karena kepentingan keuangan. Sementara Maret silam, dia dituduh berusaha meminimalkan dampak serangan 9/11 dengan pernyataan 'beberapa orang melakukan sesuatu.'

Pressley, 45, dikenal sebagai kritikus pedas terhadap kebijakan imigrasi dalam pemerintahan Trump. Ia mengecam fakta bahwa para migran telah dimasukkan ke 'kerangkeng' di fasilitas penahanan.

Pada  Senin (15/7), Pressley mengatakan bahwa 'pasukannya'  tidak terbatas pada dirinya sendiri dan tiga anggota parlemen lainnya.

"Pasukan kami besar. Pasukan kami termasuk siapa saja yang berkomitmen untuk membangun dunia yang lebih adil dan itu adalah pekerjaan yang ingin kami dapatkan kembali," ucap Pressley. (AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya