Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Trump Ancam Jatuhkan Sanksi Baru Iran

Tesa Oktiana Surbakti [email protected]
12/7/2019 05:40
 Trump Ancam Jatuhkan Sanksi Baru Iran
Peta yang menunjukkan jalur dari 6-11 Juli dari kapal tanker minyak "British Heritage" yang mana tiga kapal Iran "berusaha menghalangi"(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memperingatkan Iran yang berupaya mengambil alih kapal tanker minyak Inggris di perairan Teluk. Washington bahkan siap menjatuhkan sanksi yang lebih keras.

Peringatan sanksi dari Trump, tertuang dalam akun Twitter-nya. Hal itu mengemuka ketika penasihat diplomatik utama Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani, di Teheran. Mereka membahas langkah penyelamatan kesepakatan nuklir 2015 yang sangat krusial.

Perjanjian multilateral antara Iran dan sejumlah kekuatan dunia menjanjikan pengurangan sanksi, manfaat ekonomi, dan mengakhiri isolasi internasional. Sebagai imbalan, Iran harus melakukan pembatasan ketat terhadap program nuklirnya.

Ketegangan antara Washington dan Teheran memanas dalam beberapa pekan terakhir. AS menuding Iran sebagai dalang kasus penyerangan terhadap sejumlah kapal tanker. Republik Islam pun menembaki pesawat pengintai tanpa awak milik AS.

Pada Rabu, beberapa kapal bersenjata Iran dilaporkan merebut sebuah kapal tanker minyak milik Inggris. Namun, tindakan itu berhasil dicegah sebuah fregat Angkatan Laut Kerajaaan.

Berdasarkan dua sumber pejabat AS, Iran menginstruksikan kapal tanker yang tengah menyeberangi Selat Hormuz, untuk mengubah haluan dan berhenti di perairan Teheran terdekat.

Sebuah pesawat AS merekam insiden tersebut, yang berakhir ketika HMS Montrose mengeluarkan senjata dan memperingatkan mereka untuk mundur.

Namun, Garda Revolusi Iran membantah tuduhan Amerika Serikat dan Inggris yang menyebut kapalnya mencegat dan mencoba menghentikan kapal tanker minyak Inggris, Rabu (10/7).

Pasukan elite Iran itu menyatakan kapalnya sedang melakukan patroli rutin, serta tidak bertemu dengan kapal asing dari negara mana pun.

"Selama jangka waktu 24 jam terakhir, kapal sedang melakukan tugas patroli normal dan belum bertemu dengan kapal asing, termasuk kapal Inggris," kata Angkatan Laut Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya yang dirilis kantor berita Fars, kemarin.

Jalur diplomasi

Utusan Macron, Emmanuel Bonne, bertemu dengan Rouhani, pada Rabu, seraya menekankan jalur diplomasi dan negosiasi terbuka menjadi strategi penyelesaian. Dia meminta pihak lain yang terlibat dalam kesepakatan nuklir untuk memegang komitmen dengan teguh.

Bonne juga menemui Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Laksamana Muda Ali Samkhani, dan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif. Misi utamanya ialah membuka ruang diskusi untuk menghindari eskalasi ketegangan yang tidak terkendali. "Negosiasi sebaiknya tidak dilakukan di bawah tekanan," pungkas Zarif yang menyinggung sanksi AS terhadap Iran, sebelum bertemu Bonne. Menyoroti keluarnya AS dari perjanjian nuklir, pihaknya menekankan komunitas Eropa harus menyelesaikan persoalan itu.

Atas permintaan Washington, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan pertemuan khusus di kantor pusat Wina, Austria. Dalam pertemuan, delegasi AS, Jacki Wolcott, mengatakan Iran terlibat dalam 'pemerasan nuklir'.

Rekanannya dari Iran, Kazem Gharib Abadi, merespons dengan menyebut ironi yang menyedihkan. Pertemuan atas permintaan AS dan mengklaim konflik saat ini merupakan hasil dari tindakan jahat Washington. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya