Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

AS-Tiongkok kembali Bahas Konflik Dagang

Mediaindonesia
11/7/2019 07:00
 AS-Tiongkok kembali Bahas Konflik Dagang
penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow((Photo by Jim WATSON / AFP))

PARA perunding utama Amerika Serikat dan Tiongkok kemarin mengadakan pembicaraan melalui saluran telepon untuk menyelesaikan konflik dagang di antara kedua negara.

Negosiasi antara AS-Tiongkok terhenti pada Mei lalu karena AS menuding Tiongkok telah mengingkari komitmennya. Perselisihan semakin memanas setelah kedua pihak saling melancarkan serangan tarif yang lebih tinggi.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping kini sepakat untuk menghidupkan kembali perundingan setelah kedua pemimpin negara bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Jepang pada akhir Juni.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer diketahui melakukan pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He dan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.

Kepada wartawan, penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan perundingan berjalan konstruktif, tapi terlalu dini untuk membahas detailnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network, Kudlow menggambarkan pembicaraan sebagai permulaan. Dia mengungkapkan jadwal pertemuan akan diatur lagi tanpa menjabarkan keterangan waktu dan tempat.

Lebih lanjut Kudlow menekankan, pemimpin AS sepakat untuk menunda pemberlakuan tarif baru terhadap komoditas Tiongkok serta membuka peluang penjualan sejumlah produk AS kepada raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei.

"Kami memiliki harapan yang sangat kuat bahwa Tiongkok sesegera mungkin mulai membeli produk pertanian AS," ujar Kudlow.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan kedua pihak bertukar pandangan mengenai pelaksanaan konsensus yang dicapai di Osaka, Jepang.

Washington dan Beijing sebelumnya saling menjatuhkan tarif yang menyasar kepada produk-produk bernilai lebih dari US$360 miliar. Setelah bertemu Xi di Osaka, Trump menyatakan pihaknya menahan diri untuk tidak memberlakukan tarif baru terhadap produk Tiongkok.

Sebelumnya, Trump sempat mengancam pengenaan tarif tambahan atas komoditas ekspor Tiongkok senilai US$300 miliar.

Langkah Trump tersebut memicu reaksi di Kongres AS yang kemudian menyetujui pelonggaran pembatasan ekspor komponen AS kepada Huawei. Kendati demikian, Trump meminta para pejabat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko baru yang mengancam keamanan nasional AS.

Washington menjatuhkan sanksi keras terhadap Huawei karena peralatannya dikhawatirkan menjadi sarana intelijen Tiongkok. (AFP/Tes/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya