Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
AMERIKA Serikat berencana membentuk koalisi untuk menjamin kebebasan navigasi di perairan Teluk yang strategis. Ini terjadi di tengah ketegangan hubungan antara Washington dan Teheran.
"Kami sekarang terlibat dengan sejumlah negara untuk melihat apakah kami dapat mengumpulkan koalisi yang akan memastikan kebebasan navigasi di Selat Hormuz dan Bab al-Mandab," ungkap Jenderal Joseph Dunford, salah satu pimpinan militer AS, kemarin.
"Saya pikir mungkin selama beberapa minggu ke depan kita akan mengidentifikasi negara mana yang memiliki kemauan politik untuk mendukung inisiatif itu dan kemudian kita akan bekerja secara langsung dengan militer untuk mengidentifikasi kemampuan khusus yang akan mendukung itu," kata Dunfor.
Menurut dia, AS nantinya akan memberikan pengawasan dan kesadaran terhadap domain maritim, sedangkan kapal-kapal akan dikawal negara-negara yang membawa bendera mereka sendiri.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebelumnya mengatakan pada bulan lalu bahwa ia berharap lebih dari 20 negara, termasuk Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, akan bekerja sama dalam membangun keamanan maritim.
"Kami membutuhkan kerja sama militer Anda semua untuk berpartisipasi. AS tidak ingin menanggung sendiri biaya operasi ini," kata Pompeo.
Ketegangan di wilayah itu, yang dilalui kapal-kapal yang mengangkut hampir sepertiga minyak dunia, telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
AS menyalahkan Iran atas berbagai serangan terhadap kapal-kapal tanker di kawasan itu. Teheran juga sempat menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak milik Amerika.
Pengayaan uranium
Di sisi lain, sejumlah negara Eropa kemarin mendesak Iran untuk mengurungkan niatnya yaitu meningkatkan pengayaan uranium. Desakan ini muncul di saat utusan Prancis akan berada di Teheran demi menghidupkan kembali perjanjian nuklir yang sudah disepakati pada 2015.
"Para menteri luar negeri Prancis, Jerman, dan Inggris serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa menyatakan keprihatinan mendalam bahwa Iran sedang mengejar kegiatan yang tidak konsisten dengan komitmennya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama," demikian pernyataan dari blok Eropa.
Perjanjian tahun 2015 itu sendiri berisi kesepakatan bantuan kepada Iran jika negara itu melakukan pembatasan ketat pada program nuklirnya. Namun, Amerika Serikat kemudian menyatakan keluar dari perjanjian tersebut pada tahun lalu.
Menurut Badan Energi Atom Internasional yang ditugaskan untuk melakukan inspeksi, Iran dulu konsisten memenuhi komitmennya di bawah kesepakatan tersebut, tapi saat ini mereka melanggar dua dari semua komitmen. Iran memperkaya uranium hingga 4,5% atau di atas batas 3,67% .
Utusan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yaitu Emmanuel Bonne direncanakan bertemu antara lain dengan dengan Laksamana Muda Ali Shamkhani selaku sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Macron pada pekan lalu telah mengadakan pembicaraan selama satu jam dengan Rouhani. Macron mengatakan ingin mengeksplorasi kondisi untuk dimulainya kembali dialog antara semua pihak.
Kesepakatan nuklir itu sendiri telah kehilangan daya tariknya di mata warga Iran. "AS dan negara-negara Eropa menipu kami. Kami membuang waktu enam tahun untuk berinvestasi dalam hubungan dengan Eropa," kata Majid, seorang warga Teheran. (AFP/X-11)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved