Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Tiongkok Sebut AS Teroris Ekonomi

Tesa Oktiana Surbakti
30/5/2019 17:10
Tiongkok Sebut AS Teroris Ekonomi
Perang dagang antara China dan AS masih memanas.((Ilustrasi/REUTERS/Lintao Zhang)

TIONGKOK menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai teroris ekonomi. Negeri Tirai Bambu pun meluapkan retorika di tengah perang dagang dengan AS.

Negosiasi perdagangan antara dua ekonomi raksasa dunia tampaknya mengalami hambatan. Hal itu tidak lepas dari langkah Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif atas komoditas Tiongkok awal bulan ini. Pemerintah AS bahkan memasukkan Huawei, raksasa telekomunikasi asal Tiongkok, dalam daftar hitam.

"Kami menentang perang dagang, tetapi kami tidak takut dengan hal itu," kata Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Zhang Huanhui dalam konferensi pers terkait rencana perjalanan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Rusia pekan depan.

"Hasutan yang sudah direncanakan dari konflik perdagangan adalah terorisme ekonomi, chauvinisme ekonomi dan intimidasi ekonomi. Perlu diingat, tidak ada pemenang dalam perang dagang," imbuh Zhang.

Baca juga: IMF Kecam Perang Dagang AS-Tiongkok

Menyikapi tindakan AS, Tiongkok pun memberlakukan tarif balasan terhadap komoditas AS. Media pemerintah menyatakan Tiongkok bisa menghentikan ekspor logam ke Negeri Paman Sam, untuk menghambat produksi teknologi yang bergantung pada komoditas tersebut.

"Perang dagang juga berdampak negatif pada pengembangan dan kebangkitan ekonomi global," tegas Zhang.

Lebih lanjut, dia mengatakan Tiongkok dan Rusia memiliki konsensus luas dan kepentingan bersama mengenai persoalan konflik dagang.

"Tiongkok dan Rusia tentu akan memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan. Termasuk, kerja sama di bidang investasi," ujarnya.

"Kami juga akan menanggapi berbagai tantangan eksternal, melakukan apa yang harus kami lakukan. Dalam hal ini, untuk mengembangkan ekonomi dan meningkatkan standar hidup di kedua negara," jelas Zhang.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik