Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Bulan Depan, AS Kembali Berlakukan Tarif Baru kepada Tiongkok

Tesa Oktiana Surbakti
23/5/2019 10:24
Bulan Depan, AS Kembali Berlakukan Tarif Baru kepada Tiongkok
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin(AFP/Anna Moneymaker)

DALAM satu bulan ke depan, Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan tarif baru atas komoditas Tiongkok senilai US$300 miliar. Setelah menaikkan tarif pada bulan ini, otoritas AS terus mempelajari dampak kebijakan terhadap konsumen domestik.

Pengenaan tarif baru dari 10% menjadi 25% pada bulan ini, menyasar komoditas Tiongkok senilai US$200 miliar. Beijing pun membalas dengan menaikkan tarif atas komoditas Washington. Negosiasi dua negara ekonomi raksasa untuk mengakhiri perang dagang dalam 10 bulan terakhir pun terhenti.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump yang mendekap proteksionisme sebagai agenda America First guna menyeimbangkan perdagangan global, telah melemparkan ancaman tarif baru atas komoditas Tiongkok sekitar US$300 miliar.

"Kemungkinan tidak akan ada keputusan dalam 30 hingga 45 hari ke depan," ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam rapat dengar pendapat dengan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan AS.

Baca juga: Ketidakpastian Dagang AS-Tiongkok Jadi Musuh Pertumbuhan

Garis waktu tersebut menunjukkan pengenaan tarif berikutnya diperkirakan pada bulan depan. Tepatnya, sekitar jadwal pertemuan Trump dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan puncak G20 di Jepang pada 28-29 Juni.

"Saya masih berharap kita bisa kembali berunding. Kedua presiden kemungkinan akan bertemu pada akhir Juni," tuturnya seraya menambahkan dampak tarif pada konsumen AS menjadi pertimbangan utama dalam strategi perdagangan AS.

Walmart, perusahaan retail terbesar di dunia, menyatakan produk yang dijual berpotensi naik imbas pemberlakuan tarif lebih tinggi terhadap komoditas Tiongkok. Lebih lanjut, Mnuchin menekankan administrasi Trump terbuka untuk mengadakan pembicaraan baru dengan Tiongkok.

Dengan catatan, kedua belah pihak melanjutkan proses yang mengacu negosiasi sebelumnya. Sejak Trump memberlakukan pungutan tarif baru atas komoditas Tiongkok pada 10 Mei, belum ada jadwal pembicaraan tingkat tinggi yang direncanakan.

Saat ini, benih-benih kebuntuan menyebar ketika para pejabat Tiongkok mencari perubahan besar pada rancangan kesepakatan bilateral, yang sebagian besar dianggap pemerintahan Trump telah disepakati.

Diplomat tinggi Tiongkok, Wang Yi, mengatakan pintu negaranya akan selalu terbuka untuk pembicaraan perdagangan lebih lanjut dengan AS. Akan tetapi, Beijing tidak akan menerima kesepakatan yang tidak berimbang.(Channelnewsasia/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik