Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Pertahanan Sri Lanka Hemasiri Fernando memutuskan mengundurkan diri. Ia menganggap dirinya tidak bisa mencegah teror bom yang telah diketahui dua pekan sebelum serangan terjadi pada Minggu Paskah, 21 April.
"Meski tidak ada kegagalan dari pihak saya, saya bertanggung jawab atas kegagalan sejumlah lembaga yang saya pimpin," kata Fernando, dikutip dari AFP, Jumat (26/4).
Menurut dia, ketika peringatan itu datang, lembaga keamanan secara aktif menanggapi peringatan intelijen sebelum semua serangan itu diluncurkan.
"Kami sedang mengerjakan itu. Semua badan sedang mengerjakan," lanjut dia.
Baca juga: Jalanan Sunyi setelah Puluhan Anak Terbunuh
Jumlah korban tewas yang semula tercatat 359 pun tiba-tiba diturunkan oleh otoritas Sri Lanka menjadi 253 orang dengan alasan salah penghitungan saat otopsi.
Di samping itu, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena bersumpah melakukan perombakan besar-besaran di militer. Dia mengungkapkan pernyataan ini usai pemerintah mengakui peringatan serangan bom diabaikan.
Sirisena mengatakan dirinya akan melakukan perombakan lengkap pasukan keamanan dan polisi. Semua akan berada di bawah kendalinya.
"Saya berharap untuk membuat perubahan besar kepemimpinan pasukan keamanan dalam 24 jam ke depan," ungkap dia. (Medcom/OL-2)
Ratusan artefak dari bahan tulang yang diukir itu mewakili teknologi busur dan anak panah paling awal yang diketahui di luar Afrika.
Ledakan itu tidak terkontrol seperti ledakan lain dalam beberapa hari terakhir.
JALAN-JALAN Katuwapitiya di Sri Lanka tadinya penuh dengan suara anak-anak yang sedang bermain.
Jumlah korban tewas baru ialah 253 orang, turun dari yang sebelumnya 359 orang.
Wickremesinghe menambahkan, situasi di Sri Lanka belum bisa dikatakan aman meski status darurat telah diturunkan satu tingkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved