Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Serangan Bom di Sri Lanka Renggut Sedikitnya 138 Jiwa

Antara
21/4/2019 15:10
Serangan Bom di Sri Lanka Renggut Sedikitnya 138 Jiwa
Personel keamanan Sri Lanka berjaga-jaga di luar gedung gereja setelah ledakan di Kuil St. Anthony di Kochchikade(ISHARA S. KODIKARA / AFP)

SERANGKAIAN ledakan bom pada Hari Paskah di tiga gereja dan tiga hotel mewah Sri Lanka menewaskan 138 orang dan mencederai lebih 400 orang. Hal itu menurut laporan pejabat-pejabat rumah sakit dan sumber-sumber kepolisian.

Serangan tersebut mengakhiri suasana tenang dari serangan-serangan besar sejak akhir perang saudara 10 tahun lalu. Di gereja St Sebastian di Katuwapitiya, sebelah utara Kolombo, lebih 50 orang tewas, kata seorang perwira polisi, dengan gambar-gambar yang memperlihatkan jasad jasad tergeletak di lantai, darah berceceran di bangku-bangku dan atap yang rusak.    

Media melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan atas satu gereja di Batticaloa, di Provinsi Timur.  Tiga hotel yang diserang ialah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo. Belum jelas apakah ada korban di hotel-hotel tersebut.    
Sembilan warga negara asing termasuk di antara mereka yang meninggal dalam serangan-serangan tersebut, kata para pejabat itu. Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan di negara yang dilanda perang selama beberapa dekade dengan para pemberontak Tamil hingga 2009.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyerukan sidang dewan keamanan nasional di kediamannya Minggu (21/4) siang. "Saya mengutuk keras serangan-serangan pengecut itu atas rakyat kami hari ini. Saya imbau rakyat Sri Lanka tetap bersatu dan kuat selama masa tragis ini," kata dia dalam cicitannya di Twitter.

Ranil juga meminta semua pihak menghindari menyebarkan laporan-laporan dan spekulasi yang belum terverifikasi. Pemerintah, menurut dia,  sedang mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi.

Tahun lalu, telah terjadi 86 insiden, ancaman ancaman, dan kekerasan terhadap umat Kristen, menurut the National Christian Evangelical Alliance of Sri Lanka (NCEASL). Lembaga tersebut  mewakili lebih 200 gereja dan organisasi Kristen.

Tahun ini NCEASL mencatat 26 insiden serupa, termasuk satu insiden yang dilakukan kelompok lain untuk mengganggu misa Minggu, dengan satu lagi dilaporkan pada 25 Maret.

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada 2012, dari total 22 juta penduduk Sri Lanka, 70% di antaranya pemeluk agama Budha, 12,6% Hindu, 9,7% Muslim, dan 7,6% Kristen. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya