Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Inggris Terancam Keluar dari Uni Eropa Tanpa Kesepakatan

Fajar Nugraha
03/4/2019 05:25
Inggris Terancam Keluar dari Uni Eropa Tanpa Kesepakatan
Parlemen Inggris terus menolak kesepakatan Brexit yang diajukan oleh Perdana Menteri Theresa May(AFP)

KETUA juru runding Uni Eropa Michel Barnier memperingatkan bahwa kemungkinan Inggris akan keluar dari blok itu, tanpa ada kesepakatan yang tercapai. Keluarnya Inggri dari Brexit diperkirakan minggu depan.

Hal ini disampaikan oleh Barnier ketika berbicara di sebuah lembaga think tank di Brussel sehari setelah anggota parlemen Inggris kembali gagal untuk mendukung segala alternatif untuk perjanjian penarikan Brexit, yang ditandatangani Perdana Menteri Theresa May tahun lalu.

"Tidak ada kesepakatan yang tidak pernah kita inginkan atau skenario yang dimaksudkan. Tidak ada kesepakatan yang tidak pernah menjadi skenario yang saya maksudkan, tetapi UE 27 sekarang siap. Menjadi hari demi hari lebih mungkin," kata Barnier kepada Pusat Kebijakan Eropa, seperti dikutip AFP, Selasa, 2 April 2019.
 
"Jangan lupa dulu bahwa kita sudah memiliki perjanjian, kita sudah membuat kesepakatan, dan itu disimpulkan oleh Theresa May dan Pemerintah Inggris serta Dewan Eropa dan Parlemen Eropa pada 25 November tahun lalu, empat bulan lalu," katanya.
 
"Kami mencoba memastikan bahwa Inggris dapat meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, seperti yang telah diramalkan Inggris. Jika Inggris masih ingin meninggalkan UE secara tertib, kesepakatan ini adalah cara satu-satunya,” tegas Barnier.
 
Barnier memperingatkan bahwa jika May tidak bisa mendapatkan perjanjian penarikan ini melewati House of Commons, maka hanya ada dua opsi lain yang tersedia sebelum London meninggalkan Uni Eropa atau segera setelah 12 April.
 
"Jika Pemerintah Inggris tidak memilih mendukung perjanjian penarikan dalam beberapa hari mendatang, maka hanya dua opsi yang akan tetap: pergi tanpa perjanjian atau meminta perpanjangan jangka waktu Pasal 50. Akan menjadi tanggung jawab pemerintah Inggris untuk memilih di antara dua opsi ini,” ucap Barnier.
 
Namun dia memperingatkan bahwa perpanjangan seperti itu tidak akan secara otomatis diberikan oleh 27 pemimpin UE lainnya ketika mereka bertemu pada pertemuan puncak darurat 10 April.
 
"Perpanjangan seperti itu akan membawa risiko yang signifikan bagi UE, oleh karena itu diperlukan pembenaran yang kuat. Banyak kalangan bisnis di UE memperingatkan kami terhadap biaya yang harus dibayar lebih ketika memperpanjang ketidakpastian," katanya.
 
"Akan ada juga biaya politik. Jika Inggris masih menjadi negara anggota pada 23 Mei, ia harus menyelenggarakan pemilihan," katanya, merujuk pada pemilihan Parlemen Eropa mendatang.
 
Bagi Bernier, kondisi saat Ini berarti Inggris akan tetap berada di dalam Uni Eropa ‘lebih lama sebagai anggota dalam kesepakatan keluarnya’ dan mungkin ‘menimbulkan risiko bagi otonomi pengambilan keputusan aliansi itu’. Bernier memperingatkan hubungan pasca-Brexit dengan Brussel tidak dapat dinegosiasikan sementara masih di dalam blok Eropa itu.  (Medcom/OL-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya