Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PAUS Fransiskus, hari Sabtu, bergabung dengan Raja Maroko Mohammed VI dan mengatakan bahwa Jerusalem harus menjadi simbol hidup berdampingan secara damai bagi orang Kristen, Yahudi, dan Islam pada hari pertama kunjungan ke negara Afrika Utara.
Pemimpin spiritual 1,3 miliar umat Katolik dunia diundang Raja Mohammed VI demi dialog antaragama, menurut pihak berwenang Maroko.
Dalam sebuah pernyataan bersama, kedua pemimpin itu mengatakan Jerusalem ialah warisan umum kemanusiaan, khususnya para pengikut ketiga agama monoteistik.
"Karakter multiagama yang spesifik, dimensi spiritual, dan identitas budaya tertentu dari Jerusalem harus dilindungi dan dipromosikan," kata mereka dalam deklarasi yang dikeluarkan oleh Vatikan ketika Paus mengunjungi Rabat.
Raja Maroko mengetuai komite yang dibentuk Organisasi Kerja Sama Islam untuk melindungi dan memulihkan warisan agama, budaya, dan arsitektur Jerusalem.
Pernyataan bersama itu muncul setelah pengakuan penting Presiden AS Donald Trump terhadap kota yang disengketakan itu sebagai ibu kota Israel, yang memicu kemarahan di seluruh dunia, terutama dari Palestina yang melihat Jerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Memperbaiki hubungan dengan agama-agama lain telah menjadi prioritas bagi paus Argentina.
Berbicara kepada ribuan orang Maroko yang telah menantang hujan untuk menghadiri upacara penyambutan, Fransis mengatakan penting untuk menentang fanatisme.
Dia menekankan perlunya persiapan yang tepat bagi para pemandu agama di masa depan, menjelang pertemuan dengan para peserta pelatihan Sabtu kemudian.
Umat Katolik ialah minoritas kecil Maroko, yakni 99% populasi ialah muslim. Raja dihormati di seluruh Afrika Barat sebagai 'komandan orang beriman'.
Berbicara pada upacara di menara masjid Hassan dan makam terdekat di Rabat, raja juga menyuarakan oposisi terhadap radikalisme.
"Yang sama-sama dimiliki oleh teroris bukanlah agama, itu justru ketidaktahuan agama. Sudah saatnya agama tidak lagi menjadi alibi untuk ketidaktahuan ini, untuk intoleransi ini," katanya. (AFP/Yan/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved