Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Bahan Kimia Cemari Kutub Utara

Tesa Oktiana Surbakti
19/2/2019 07:00
Bahan Kimia Cemari Kutub Utara
(Wikipedia)

POLUSI ternyata telah mulai mencemari Kutub Utara yang merupakan wilayah terpencil di Bumi.

Ini terjadi setelah ditemukannya bahan kimia yang bersumber dari plastik di dalam telur burung fulmar yang hidup di Kutub Utara.

Seperti disampaikan situs harian The Independent, sejumlah ilmuwan baru-baru ini mengambil beberapa telur burung fulmar dari sebuah pulau di Lancaster Sound. Lokasinya sekitar 100 mil dari permukim-an manusia terdekat.

Dari lima telur yang diteliti, ditemukan satu telur yang terkontaminasi bahan kimia yang disebut phtalate.

Sebagai bahan kimia perusak hormon yang telah dilarang, phtalate berpotensi mengacaukan gender populasi burung.

“Sampel ini bisa dibilang telur burung dengan tingkat akumulasi plastik terendah,” ujar Jennifer Provencher, peneliti dari Canadian Wildlife Service.

Zat kimia yang biasa dicampur dalam produk plastik, bagian atas botol, hingga puntung rokok tersebut mungkin dimakan burung laut lantaran dianggap sebagai makanan. Ketika burung mengonsumsi barang dari plastik, sistem pencernaan mereka tidak mampu mengolahnya. Alhasil, zat-zat kimia masuk ke bagian tubuh yang mengembangkan telur.

Dalam studi lain, Provencher dan rekan-rekannya memerik­sa telur fulmar dan kittiwake berkaki hitam. Mereka menemukan jejak zat kimia yang lebih dikenal sebagai penstabil ultraviolet dan antioksidan.

“Kami menemukan beberapa kontaminan turunan plastik yang ditransfer secara maternal ke dalam telur,” tukasnya.

Dampak mematikan
Apabila penelitian berlanjut ke koloni fulmar di Laut Utara, satu daerah dengan tingkat konsumsi plastik jauh lebih tinggi, Provencher menekankan hasilnya bisa jauh lebih dramatis.

Para ahli khawatir soal dampak mematikan yang timbul dari tertelannya plastik oleh burung-burung tersebut. Selain dapat tercekik, sistem pencernaannya berpotensi pecah.

Dampak zat kimia dari plastik juga dapat mengubah perilaku hewan serta mengakibat­kan hewan lebih rentan terhadap serangan. (Tes/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya