Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENTERI Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin menegaskan perekonomian Negeri Paman Sam tetap kuat. Pelemahan kinerja bursa saham AS pekan ini disebutnya sebagai koreksi alamiah.
Dalam dua hari terakhir, bursa saham AS maupun global terkoreksi cukup tajam. Kondisi itu tidak lepas dari kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed), serta konflik perdagangan AS-Tiongkok yang belum reda. Menurut Mncuhin, kekhawatiran pasar terhadap dua faktor tersebut terlalu jauh, sehingga harus segera diperbaiki.
Di sela-sela pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group (WBG), Mncuhin mengungkapkan adanya sinyal pemulihan indeks saham acuan Wall Street pada perdagangan Jumat (12/10).
Bursa saham Wall Street sempat tidak stabil hingga merosot ke zona merah. Namun kemudian kembali menguat, meski sepanjang pekan ini terkoreksi 4%.
Kalangan investor diketahui terus mengamati laporan keuangan perusahaan, mayoritas perbankan besar membukukan kinerja kuartal ketiga dengan capaian positif. Analis berpendapat perang dagang AS-Tiongkok sedikit banyak mempengaruhi capaian laba korporasi.
Mnuchin turut menekankan serangan yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump kepada The Fed tidak perlu terlalu dirisaukan. Pada dasarnya, lanjut dia, Trump menghormati independensi Bank Sentral AS di bawah kepemimpinan Jerome Powell.
Belum lama ini, Trump berulangkali menyebut The Fed kurang waras lantaran terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR). Dia pun sempat menyalahkan kebijakan The Fed yang menyebabkan pelemahan indeks bursa saham AS. Seperti indeks Dow Jones Industrial Average yang kehilangan 1.400 poin dalam dua hari.
"Pendapat Presiden Trump sudah jelas, bahwa dia lebih menyukai tingkat suku bunga rendah. Itu yang menjadi maksud sebenarnya," tukas Mnuchin seraya menambahkan pekerjaan Gubernur The Fed Jerome Powell sudah optimal.
Lebih lanjut dia memastikan fundamental ekonomi AS masih kuat, termasuk dari sisi pendapatan negara.
"Saya melihat yang terjadi di bursa saham saat ini merupakan koreksi alamiah, setelah sebelumnya pasar saham naik cukup banyak," imbuh Mncuhin.
Sejumlah ekonom memproyeksikan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun, sedangkan tahun depan kenaikannya diperkirakan mencapai 3-4 kali.
Di lain sisi, angka pengangguran di AS turun signifikan hingga menyentuh level terendah dalam 48 terakhir. Hal itu didorong penciptaan lapangan kerja bulanan yang relatif stabil.
Beberapa pejabat Bank Sentral AS mengirimkan sinyal lebih hawkish terkait kebijakan suku bunga acuan, yang mana semakin bertentangan dengan keinginan Trump. Dalam menanggapi serangan Presiden AS, Powell menegaskan kemandirian politik sudah menjadi DNA pimpinan The Fed. (AFP/OL-3)
Hasil agenda tahunan IMF-World Bank telah disepakati sebesar Rp200 triliun. Kini, tinggal pemerintah harus menindaklanjuti apa yang telah disepakati.
Sukses menggelar perhelatan akbar membuat Indonesia disegani di panggung dunia, juga bernilai tambah untuk bangsa dan negara.
Pertemuan IMF-Bank Dunia pun diharapkan mampu memberikan sentimen positif terhadap ekonomi.
Pembangunan untuk infrastruktur seperti jalan raya, pengairan, pelabuhan di luar Jawa, itu harus dibiayai oleh pemerintah, dengan bantuan pendanaan jangka panjang.
Ekonom Indef Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan jika komitmen investasi senilai US$123,5 miliar atau sekitar Rp202 triliun tersebut dapat terealisasi, itu akan membuat nilai tukar rupiah semakin menguat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved