Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Eksplorasi Fungsi Otak Kecil untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Seiring Bertambahnya Usia

Despian Nurhidayat
06/8/2025 07:27
Eksplorasi Fungsi Otak Kecil untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Seiring Bertambahnya Usia
Ilustrasi otak kecil(Dok.Freepik)

PENELITI dari Texas A&M University, Dr. Jessica Bernard sedang mengembangkan penelitian mengenai ilmu saraf. Ia mengeksplorasi otak kecil dapat memegang kunci untuk melestarikan memori, gerakan, dan kualitas hidup seiring bertambahnya usia.

Terletak di bagian belakang kepala, otak kecil mengoordinasikan gerakan sukarela, postur, keseimbangan dan dikaitkan dengan fungsi kognitif seperti memori dan bahasa. Fungsi normal terganggu ketika sel-sel saraf sehat di otak kecil berhenti bekerja, kehilangan koneksi dengan sel-sel otak lain atau mati.

“Kemampuan individu untuk berpikir dan bergerak dapat diukur dengan mengamati mereka saat mereka terlibat dalam aktivitas yang ditentukan, mengelola survei dan pencitraan otak mereka secara struktural dan fungsional,” kata Bernard dilansir dari laman Texas A&M University. 

“Dalam penelitian ini, kami mengajukan pertanyaan tentang bagaimana otak berubah seiring waktu dan apakah kami dapat mengembangkan intervensi untuk memperlambat atau mengurangi efek negatif dari perubahan ini,” sambungnya. 

Dalam penelitian yang sudah berlangsung dua tahun dan didanai oleh WoodNext Foundation ini, Bernard mengumpulkan data dari 120 peserta yang tersegmentasi secara merata ke dalam tiga kelompok yaitu orang dewasa muda yang sehat, orang dewasa yang lebih tua secara normal secara kognitif, dan orang dewasa yang lebih tua dengan beberapa tingkat gangguan kognitif ringan.

“Orang dewasa muda kami berfungsi sebagai dasar untuk fungsi kognitif yang optimal. Pada orang dewasa yang lebih tua secara kognitif normal, kita melihat kunci yang hilang sesekali, melupakan detail di sini atau di sana seperti yang diharapkan dengan penuaan yang sehat. Orang dewasa yang lebih tua dengan gangguan kognitif ringan mungkin mengalami kesulitan memikirkan hal-hal, mengingat informasi yang berarti atau mereka mungkin memiliki tantangan keseimbangan atau mobilitas yang dapat menyebabkan mereka menjadi semakin bergantung pada orang lain,” ujarnya. 

Perilaku kognitif dan motorik terkait erat dan dapat memengaruhi kemampuan individu untuk melakukan aktivitas dasar kehidupan sehari-hari termasuk mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah (gerakan tanpa bantuan antara kursi atau tempat tidur), kontinensia, dan makan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil untuk kedua kelompok orang dewasa yang lebih tua melalui pendekatan terapi non-invasif menggunakan simulasi ledakan Theta (TBS). Keberhasilan sebagian akan diukur oleh peningkatan kemampuan peserta untuk mencapai aktivitas dasar kehidupan sehari-hari dan mempertahankan kehidupan mandiri selama mungkin.

TBS adalah jenis stimulasi magnetik transkranial yang menggunakan pulsa magnetik pendek untuk merangsang otak dengan mencocokkan ritme theta alami otak. Bernard percaya bahwa TBS dapat memengaruhi kinerja perilaku, aktivasi fungsi, dan konektivitas jaringan pada individu dengan penurunan penuaan yang sehat atau gangguan kognitif ringan.

“Dengan merangsang kapasitas otak untuk memproses dan menafsirkan informasi dan merangsang hubungan antara berbagai daerah otak yang bekerja sama untuk melakukan tugas-tugas tertentu, TBS dapat meningkatkan atau mempertahankan memori dan kinerja motorik. Meskipun pendekatan ini tidak akan menghentikan penurunan terkait usia, kami berharap bahwa itu akan memberikan kualitas hidup dan fungsi yang lebih baik untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Bernard. 

Penelitian Bernard memajukan ilmu otak, dan hasil positif dalam penelitian ini dapat menyebabkan TBS digunakan untuk mengobati jenis gangguan otak progresif yang lebih parah.

“Otak adalah organ paling kompleks dalam tubuh, dan kita harus mengambil pendekatan yang komprehensif untuk memahami struktur, fungsinya, dan mengembangkan praktik terbaik untuk perawatannya,” jelas Bernard. 

Mengumpulkan dan menganalisis data otak dapat mengungkapkan pola fungsi otak yang berbeda dan konektivitas yang terkait dengan berbagai macam kondisi dan perilaku. Bernard terlibat dalam beberapa proyek penelitian ilmu otak lainnya termasuk yang didanai oleh Institut Penelitian Mental. Pekerjaan ini sedang dilakukan bekerja sama dengan rekannya Dr. Rebecca Brooker, seorang ahli dalam perkembangan awal dan interaksi orang tua-anak.

“Dalam penelitian ini kami melihat bagaimana perubahan biologis ini berdampak pada pengasuhan dan hasil bayi. Kami berencana untuk menggunakan informasi ini untuk mempersiapkan ibu baru menjadi orang tua dan lebih memahami apa artinya bagi kesehatan mental dan kesejahteraan ibu,” urai Bernard. (Des/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya