Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

CKG di Sekolah Jangan Hanya Sebatas Screening

Atalya Puspa    
05/8/2025 11:51
CKG di Sekolah Jangan Hanya Sebatas Screening
Ilustrasi: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi meninjau langsung program cek keehatan gratis (CKG) di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan(MI/Susanto)

PEMERINTAH memulai cek kesehatan gratis (CKG) di sekolah pada Senin (4/8). Terkait hal itu, Pengurus Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar mengungkapkan, program tersebut sejatinya bukan hal yang baru. Sejak dulu, kata Iqbal, Puskesmas sudah melaksanakan upaya pengecekan kesehatan di sekolah dalam berbagai bentuk. Mulai dari penyuluhan, pengecekan gigi, pengecekan mata dan sebagainya.

"Kalau yang dilakukan saat ini itu merupakan perluasan dari kegiatan yang pernah dilakukan sejak dulu, ya saya kira ini merupakan satu kemajuan," kata Iqbal saat dihubungi, Selasa (5/8). 

Namun, ucap dia, hal yang paling penting untuk diperhatikan ialah jangan sampai cek kesehatan dilakukan hanya sebatas menjadi data screening. Setelah mendapatkan data adanya siswa yang mungkin obesitas, kurang gizi atau gangguan thalassemia, pemerintah perlu membuat langkah lanjutan.

"Pertanyaan berikutnya, screening itu tidak hanya sampai pada screening, perlu ada tindakan lanjut untuk memfollow up ini. Nah itu tindakan lanjutnya itu apa," ungkapnya. 

Seperti diketahui, CKG Sekolah menargetkan 53,8 juta siswa dari tingkat dasar hingga menengah, mencakup sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah, pesantren, sekolah rakyat, dan sekolah luar biasa (SLB). 

Kemudian, Iqbal juga mengingatkan tentang pentingnya pendanaan pada program tersebut agar memberikan dampak positif bagi masyarakat. 

"Saya kasih contoh misalnya, ada 20% atau 30% anak yang didiagnosa menderita overweight atau obesitas. Lantas apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah? Atau misalnya ada anak yang merokok, apa yang mereka bisa lakukan pada tahap ini?" tutur Iqbal. 

Ia menilai, semestinya program tersebut bukan hanya sampai pada tahap screening yang telah dilakukan sejak lama. Perlu ada pembaruan agar program itu bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.

"Saya kira kita tidak boleh berhenti hanya pada screening ya. Karena screening tidak perlu dilakukan kalau tidak ada follow upnya. Kalau screening itu berhenti di sana berarti kita hanya mengumpulkan data dan saya kira itu bukan tindakan yang tepat," pungkas Iqbal. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya