Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PROGRAM Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) diciptakan untuk mencegah stunting. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menyebutnya sebagai bentuk intervensi berbasis keadilan sosial yang ditujukan kepada keluarga-keluarga yang belum beruntung, terutama di wilayah penghasil sumber daya alam.
“Saya bikin Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Ini pertolongan keadilan. Banyak daerah sumber alamnya diambil, tapi masyarakatnya masih stunting. Ini tanggung jawab kita semua,” jelasnya. Ia mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak seperti perusahaan swasta, yayasan, dan tokoh masyarakat yang menjadi 'orang tua asuh' bagi balita berisiko stunting.
Hal ini disampaikan Menteri Wihaji pada kegiatan MEKAR KB KEREN (Menteri Ketemu Kader KB Kreatif Berencana) di Lapangan Karebosi, Makassar, yang dihadiri 2.000 Penyuluh Keluarga Berencana (PKB/PLKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-Sulawesi Selatan, sebagai rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (27/7/2025).
AJAK SEMUA PIHAK UNTUK PEDULI
Berdasarkan Data SSGI 2024, angka stunting di Sulsel tercatat 23,3%, menurun 4,1% dari tahun sebelumnya. Ini menjadikan Sulawesi Selatan sebagai provinsi dengan penurunan stunting terbaik kedua secara nasional, setelah Jawa Barat. "Namun, angka ini masih di atas rata-rata nasional yang berada di angka 19,8%, ” ungkap Menteri Wihaji.
Menteri Wihaji menekankan bahwa angka 23,3% bukan sekadar statistik, tapi berarti bahwa dalam setiap 10 balita, dua di antaranya masih mengalami stunting. Ia meminta para kepala daerah untuk tetap waspada dan terus bekerja keras.
“Kalau ada 10 balita, dua di antaranya stunting. Hati-hati. Kita patut bersyukur, karena seandainya kita stunting, belum tentu kita bisa bicara di sini. Belum tentu bisa jadi wali kota, bupati, atau penyuluh KB,” ucapnya.
Ia menyoroti pentingnya intervensi sejak dini agar anak-anak Indonesia memiliki IQ yang optimal. Menteri Wihaji menyebut bahwa rata-rata IQ anak stunting bisa di bawah 78, yang memengaruhi masa depan mereka.
PERLU KOLABORASI
Menteri Wihaji juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Karena itu, ia mendorong kolaborasi dalam konsep pentahelik, sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media, untuk mempercepat penanganan stunting dan pelaksanaan program-program prioritas.
“Negara wajib hadir, tapi tidak semua bisa di-cover dengan cepat. Maka dari itu, harus kita support bersama-sama,” tegas Menteri Wihaji.
Di akhir sambutannya, Menteri Wihaji menitipkan pesan kepada para wali kota, bupati, dan seluruh pemangku kebijakan di Sulsel untuk terus menjaga momentum ini dan memperkuat kerja kolaboratif demi menyelamatkan generasi mendatang.
PKB/PLKB GARDA TERDEPAN
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin dalam laporannya menekankan pentingnya peran Penyuluh KB dan kader dalam mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan penurunan stunting.
Ia juga menyebutkan bahwa saat ini Sulsel memiliki 1.539 PKB/PLKB, 6.653 TPK, serta 3056 Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) dan 13.414 Sub PPKBD yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. “Melalui apresiasi seperti hari ini kami berharap bisa memotivasi dan memperkuat semangat kerja penyuluh dan kader dalam menjalankan program-program strategis seperti GENTING, Gerakan Ayah Teladan (GATI), Lansia Berdaya (SIDAYA), dan Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA),” tambahnya. (H-1)
Jika bonus demografi ini bisa dikapitalisasi dengan benar, negara akan bisa melakukan saving dan reinvestasi setiap tahun.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
Pemutakhiran PK-25 dapat menghasilkan indikator kependudukan dan pembangunan keluarga sebagai bahan evaluasi kinerja indikator RPJMN dan Renstra 2025.
hasil kajian Kemendukbangga/BKKBN menyebutkan diperlukan penguatan implementasi 10 langkah menyusui sukses
PARA ayah diharapkan berkesempatan untuk mengantar anaknya di hari pertama sekolah. Hal itu disebut penting untuk membantu meningkatkan perkembangan emosi, sosial, dan kognitif anak.
Mengonsumsi makanan seperti ikan yang kaya omega-3 dapat membantu perkembangan otak dan mata janin.
PMT diperkenalkan sebagai salah satu metode untuk mendidik orangtua, khususnya di Posyandu, tentang cara membuat makanan yang menarik dan unik agar anak mau makan
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Joko menjelaskan, monitoring ini bukan sekedar ceremonial, tapi menjadi upaya untuk meneguhkan komitmen dan menguatkan sinergi terhadap upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved