Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Imbauan Ayah Antar Anak di Hari Pertama Sekolah, Menteri WIhaji: Penting untuk Perkembangan Sosial dan Emosi

M Iqbal Al Machmudi
14/7/2025 11:51
Imbauan Ayah Antar Anak di Hari Pertama Sekolah, Menteri WIhaji: Penting untuk Perkembangan Sosial dan Emosi
Siswa baru mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Negeri 14 Kota Sorong.(Dok. Antara)

PARA ayah diharapkan berkesempatan untuk mengantar anaknya di hari pertama sekolah. Hal itu juga didorong oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) yang mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2025 tentang tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.
Dalam SE tersebut tertulis bagi ASN yang memiliki anak usia sekolah dihimbau untuk mengantarkan anak ke sekolah di hari pertama.

"Pelaksanaan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah dimulai pada tanggal 14 Juli 2025 dengan menyesuaikan jadwal masuk sekolah," tulis SE tersebut dikutip pada Senin (14/7).

Bagi ASN yang mengikuti gerakan ini wajib melakukan presensi RL di lokasi sekolah disertai dokumen pendukung berupa surat edaran hari pertama masuk sekolah atau tangkapan layar pengumuman resmi di sekolah. ASN wajib kembali ke kantor paling lambat pukul 12.00 waktu setempat dan melapor kepada atasan langsung.

Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji mengungkapkan bahwa 20,9 persen anak Indonesia tumbuh tanpa peran ayah atau fatherless yang menyebabkan mereka mengalami hambatan perkembangan emosi, sosial, dan kognitif.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), yang dirancang untuk meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja.

Pendampingan Masa Remaja

Wihaji juga menegaskan pentingnya pengasuhan emosional dan pendampingan di masa remaja. Melalui GATI, pemerintah ingin membangun kesadaran bahwa kehadiran ayah dalam proses tumbuh kembang anak dan pendampingan mereka sangatlah penting, yang menjadi kunci untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas serta melahirkan generasi-generasi yang berkarakter.

"Saat ini, generasi muda Indonesia marak dikaitkan sebagai generasi stroberi. Program GATI ini diharapkan dapat mengatasi maraknya fenomena tersebut, yakni generasi yang lemah, tidak tahan uji, mudah hancur ketika dalam tekanan layaknya buah stroberi. Peranan ayah dalam pengasuhan akan membantu mewujudkan generasi berkarakter dan berkualitas yang siap menyongsong bonus demografi," kata Wihaji.

Program GATI yang disiapkan oleh Kemendukbangga/BKKBN di antaranya melalui pendekatan kegiatan layanan konseling yakni pada web Siapnikah dan Satyagatra, dan pendekatan berbasis komunitas untuk para penggiat dan komunitas melalui Konsorsium Penggiat dan Komunitas Ayah Teladan (Kompak Tenan).

Kemudian, pendekatan melalui Desa/kelurahan Ayah Teladan (Dekat) di Kampung Keluarga Berkualitas, serta pendekatan melalui basis sekolah yakni Sekolah Bersama Ayah (Sebaya). Inisiatif-inisiatif tersebut, menurutnya, tidak hanya inovatif, tetapi juga sangat relevan dalam membentuk budaya pengasuhan yang berkeadilan gender. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik