Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
STUNTING di Indonesia bagian Timur masih menjadi salah satu kendala pengentasan stunting di daerah. Diketahui prevalensi stunting secara nasional sudah menurun dari 21,5 persen di tahun 2023 menjadi 19,8 persen di tahun 2024.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menyebut berdasarkan kajian Kemendukbangga/BKKBN, terdapat tiga isu krusial yang saling berkaitan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, yaitu praktik inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif, tantangan penurunan stunting di Indonesia Timur, serta ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur
"Terkait dengan penurunan stunting di Indonesia Timur, Kemendukbangga/BKKBN memiliki beberapa solusi praktis, di antaranya penyelenggaraan kelas ibu hamil dan balita di desa," kata Isyana, Kamis (17/7).
Upaya lainnya yakni integrasi program KB dan pencegahan stunting. Bahkan upaya lokal juga dilakukan dengan pemanfaatan hasil pertanian lokal seperti jagung, ubi, kelor, kacang-kacangan, serta Gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting).
Guna mewujudkan generasi emas Indonesia, hasil kajian Kemendukbangga/BKKBN menyebutkan diperlukan penguatan implementasi 10 langkah menyusui sukses berdasarkan rekomendasi organisasi kesehatan dunia atau WHO.
Selain itu, juga dukungan kepada ibu bekerja dengan pengadaan ruang laktasi di tempat kerja dan konselor laktasi, serta kampanye publik yang melibatkan keluarga dengan ibu hamil dan ibu pascapersalinan, serta dukungan aktif dari tim pendamping keluarga (TPK) dan tenaga lini lapangan.
Kemendukbangga/BKKBN memiliki program-program yang mendukung IMD dan ASI eksklusif, yakni Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), yang mendorong kesetaraan pengasuhan antara ibu dan ayah di dalam keluarga, serta Taman asuh sayang anak (Tamasya), inisiasi tempat penitipan anak di tempat kerja yang aman untuk mendukung ibu tetap produktif.
"Penguatan program KB melalui ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur juga menjadi salah satu rekomendasi hasil kajian dalam upaya penurunan angka stunting, dengan mengoptimalkan regulasi dan kebijakan terkait alat kontrasepsi," ucap Isyana.
Kebijakan tersebut dapat didukung melalui penyederhanaan regulasi pengadaan dan distribusi kontrasepsi serta penyesuaian regulasi KB agar pemerintah daerah kabupaten/kota juga memiliki kewenangan dalam menyediakan alat dan obat kontrasepsi.
"Penguatan sosialisasi dan edukasi KB juga perlu dilakukan dengan kampanye berbasis media digital untuk meningkatkan kesadaran KB, pelibatan tokoh agama dan adat, serta peningkatan peran kader KB dalam edukasi masyarakat," pungkasnya. (H-1)
Masih tingginya kasus anemia akibat kekurangan zat besi pada anak Indonesia menjadi tantangan menuju Generasi Emas 2045.
BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui program Rumah Sehat BAZNAS Berau mengadakan program layanan pencegahan stunting dan upaya kesehatan kaise (UKK).
Keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolok ukur untuk pencapaian angka nol persen.
Menteri Wihaji menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 15 ribu orangtua asuh yang siap diturunkan untuk mendukung program super prioritas di lapangan.
Turunnya angka stunting tak terlepas dari peran lintas sektor. Sebab, penanganan stunting tak bisa hanya dilakukan Dinas Kesehatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved