Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Indonesia Miliki Ekosistem Mangrove Terluas Sedunia

Despian Nurhidayat
24/7/2025 20:12
Indonesia Miliki Ekosistem Mangrove Terluas Sedunia
Hutan mangrove(Antara)

DIREKTUR Rehabilitasi Mangrove, Kementerian Kehutanan, Ristianto Pribadi, mengatakan Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas sedunia atau mencapai kurang lebih 23% dari ekosistem mangrove dunia. 

“Kita punya ekosistem mangrove terluas di dunia, kurang lebih 23% dari ekosistem mangrove dunia atau 3,44 juta hektare. Brasil hanya 9%, Australia 7%, dan Meksiko 5%,” ungkapnya dalam acara Media Briefing Strategi, Target, Capaian, dan Tantangan dalam Rehabilitasi Mangrove Indonesia di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Kamis (24/7). 

Mangrove dikatakan memiliki manfaat yang besar yaitu mampu menyerap emisi karbon empat kali lipat daripada penyerapan hutan daratan. Mangrove dikatakan mampu menyerap seribu lebih karbon sementara hutan daratan hanya sekitar 200-300 karbon. Direktorat Rehabilitasi Mangrove bukan lah pengelola mangrove atau pemangku kawasan mangrove. Pihaknya memiliki tugas untuk memulihkan, meningkatkan dan mempertahankan mangrove. 

“Kami ingin mempertahankan kawasan mangrove yang lebat sebesar 2,6 juta hektare (ha) dan meningkatkan serta memulihkan 497 ribu ha mangrove,” ucap Ristianto.

Dalam rangka merehabilitasi mangrove, beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya pembiayaan yang dikatakan cukup sulit jika harus mengandalkan APBN saja, gelombang pasang tinggi yang dapat menyapu bibit tanaman, banjir rob, hama, dan banyak hal lainnya yang dikatakan sangat rumit.

“Pembiayaan APBN justru cenderung stagnan bahkan menurun. Sulit bagi kami untuk mengandalkan APBN kalau mau mencapai target. Maka dari itu kami mengandalkan banyak pembiayaan seperti CSR dan lainnya. Pada 2025, APBN kami hanya bisa untuk 100 ha atau Rp3,2 miliar, sehingga kami sedang usulkan membangun pendekatan investment,” tuturnya.

Ristianto mengatakan, pihaknya saat ini sedang menyiapkan peta arah kebijakan investasi dan restorasi mangrove. Dengan begitu, pemerintah ingin membangun kepercayaan dengan publik agar kita dapat mewujudkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Target sampai hari ini untuk rehabilitasi mangrove masih sama, 600 ribu ha. Ini harus dicapai dan harus direview karena sebelumnya itu dilakukan dengan cara langsung menanam saja. Kami sedang petakan yang bisa kami kerjakan ada di kisaran 400 ribu ha dan dikurangi lagi sekitar 250 ribu ha,” ujar Ristianto. 

Dalam setiap pelaksanaan rehabilitasi mangrove, pihaknya dikatakan harus memastikan hak masyarakat agar tidak hilang. Namun demikian, harus dibedakan juga lokasi mangrove yang berada di dalam kawasan hutan negara dan luar kawasan negara. 

“Kalau di luar kawasan kami berikan hak akses kelola. Kemudian kami dorong juga sylvofishery dengan cara size tambak berkurang tapi produktivitasnya meningkat. Ada juga skema PBPH untuk di luar Papua 50 ribu ha dan di Papua 100 ribu ha. Kami tidak akan bekerja di area kerja PBPH. Sehingga berdasarkan telaah kami, area ini tidak akan dilirik oleh investor. Sehingga investment yang kami kedepankan adalah carbon nesting. Kami tidak ingin large investment. Kalau besar melalui PBPH tadi,” tukasnya.

Selain itu, dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia yang berlangsung setiap 26 Juli 2025, Kementerian Kehutanan akan menyelenggarakan Mangrove Fest 2025. Ini merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perayaan di Taman Nasional Alas Purwo, di mana Kementerian Kehutanan akan melakukan kegiatan penanaman. 

“Alas Purwo dipilih karena menjadi salah satu referensi ekosistem mangrove terbaik di Indonesia,” pungkas Ristianto. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya