Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Lewati Usia 50 Tahun Gairah Seks Semakin Menurun, Ini Penyebabnya

Muhammad Ghifari A
22/7/2025 10:00
Lewati Usia 50 Tahun Gairah Seks Semakin Menurun, Ini Penyebabnya
Ilustrasi(Freepik)

SEIRING bertambahnya usia, terutama setelah menginjak usia 50 tahun, penurunan gairah seks menjadi keluhan umum yang sering dialami baik oleh pria maupun wanita. 

Fenomena ini bukanlah mitos belaka, melainkan terkait erat dengan perubahan hormonal dan kondisi fisik yang terjadi dalam tubuh.

Penurunan Gairah Seks pada Perempuan: Peran Menopause

Bagi perempuan, penurunan gairah seks setelah usia 50 tahun sangat berkaitan dengan fase menopause. 

Menopause adalah berakhirnya masa menstruasi yang biasanya terjadi antara usia 45–55 tahun. Pada periode ini, terjadi penurunan drastis produksi hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium.

Perubahan hormonal ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang memengaruhi libido, di antaranya:

  • Vagina kering: Estrogen berperan menjaga kelembapan dan elastisitas vagina. Penurunannya menyebabkan vagina menjadi kering dan tipis, membuat hubungan intim terasa nyeri dan tidak nyaman.
  • Hot flashes dan keringat malam: Gejala-gejala vasomotor ini dapat mengganggu tidur dan menyebabkan kelelahan, yang pada gilirannya menurunkan minat pada aktivitas seksual.
  • Perubahan suasana hati: Fluktuasi hormon bisa memicu kecemasan, depresi, atau iritabilitas, yang semuanya dapat meredam gairah seks.
  • Penurunan sensitivitas klitoris: Beberapa wanita mungkin mengalami penurunan sensitivitas pada klitoris, membuat orgasme lebih sulit dicapai.

Selain itu, faktor psikologis seperti citra diri yang berubah, stres, atau masalah dalam hubungan juga dapat memperburuk penurunan gairah seks selama menopause.

Penurunan Gairah Seks pada Laki-Laki: Andropause dan Faktor Lain

Meskipun tidak sejelas menopause pada perempuan, laki-laki juga mengalami perubahan hormonal seiring bertambahnya usia, yang dikenal sebagai andropause atau penuaan terkait defisiensi testosteron. 

Pada laki-laki, kadar hormon testosteron akan mulai menurun secara bertahap sejak usia 30-an dan penurunan ini menjadi lebih signifikan setelah usia 50 tahun.

Penurunan testosteron dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:

  • Penurunan libido: Testosteron adalah hormon kunci yang bertanggung jawab untuk gairah seks pada pria. Penurunannya secara langsung berdampak pada minat seksual.
  • Disfungsi ereksi: Kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk hubungan intim seringkali merupakan gejala umum andropause.
  • Penurunan energi dan kelelahan: Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan kelelahan kronis dan penurunan stamina, yang mengurangi keinginan untuk aktivitas fisik, termasuk seks.
  • Perubahan massa otot dan penambahan lemak tubuh: Perubahan fisik ini dapat memengaruhi citra diri dan kepercayaan diri, yang turut berkontribusi pada penurunan gairah seks.
  • Perubahan suasana hati: Sama seperti wanita, pria juga bisa mengalami perubahan suasana hati seperti depresi atau iritabilitas akibat fluktuasi hormon.

Selain andropause, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan penurunan gairah seks pada pria dan wanita di atas usia 50 tahun meliputi:

  • Kondisi medis kronis: Penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau masalah tiroid dapat memengaruhi fungsi seksual.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat, seperti antidepresan, obat penurun tekanan darah, atau obat penenang, dapat memiliki efek samping yang menurunkan libido.
  • Stres dan kelelahan: Tekanan hidup, masalah pekerjaan, atau merawat anggota keluarga dapat menyebabkan stres dan kelelahan yang parah, sehingga gairah seks menurun.
  • Masalah hubungan: Konflik yang belum terselesaikan, kurangnya komunikasi, atau kebosanan dalam hubungan jangka panjang juga dapat memengaruhi kehidupan seks.

Meskipun penurunan gairah seks adalah bagian alami dari proses penuaan, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan. 

Konsultasi dengan dokter adalah langkah pertama yang baik untuk mencari tahu penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat, baik melalui terapi hormon, perubahan gaya hidup, atau konseling. (Alodokter/Halodoc/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya