Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Hot Flashes pada Menopause: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Rany Siahaan
28/1/2025 08:40
Hot Flashes pada Menopause: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Hot flashes adalah sensasi panas yang tiba-tiba muncul pada tubuh bagian atas, terutama pada wajah, leher, dan dada. Kondisi ini sering terjadi selama masa menopause.(freepik)

HOT Flashes merupakan sensasi atau perasa hangat yang tiba-tiba muncul di tubuh bagian atas. Pada hot flashes ini, sensasi panas tersebut akan terasa pada bagian yang paling intens yaitu di wajah, leher, dan dada seseorang yang mengalaminya. Kondisi ini juga bisa menyebabkan keringat.

Saat menopause, tubuh perempuan secara alami memproduksi lebih sedikit hormon ekstrogen. Hal ini kemudian mempengaruhi hipotalamu, yaitu bagian otak yang mengatur suhu tubuh. Hipotalamus kemudian menjadi sensitif.

Gejala Hot Flashes

Ketika seseorang akan mengalami kondisi hot flashes, tubuhnya mungkin akan mengalami gejala seperti:

  • Perasaan atau sensasi panas yang tiba-tiba di bagian dada, leher, dan wajah.
  • Detak jantung lebih cepat.
  • Kulit menjadi memerah.
  • Perasaan dingin saat sensasi panas mulai muncul.
  • Tubuh bagian atas akan berkeringat.
  • Akan mengalami perasaan cemas.

Dalam gejala ini, frekuensi dan intensitas kondisi akan bervariasi di antara perempuan. Biasanya hot flashes ini memiliki durasi yang berlangsung satu atau dua menit hingga lima menit. Kondisi sensasi panasnya mungkin akan ringan atau sangat intens sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab Hot Flashes

Kondisi ini paling sering disebabkan perubahan kadar hormon sebelum, selama, dan setelah menopause. Namun, tidak jelas persis bagaimana perubahan hormone dapat menyebabkan kondisi ini. 

Sebagian penelitian menunjukkan hot flashes ini terjadi ketika penurunan kadar ekstrogen yang menyebabkan hipotalamus (thermostat tubuh) sedikit sensitif terhadap perubahan suhu tubuh.

Faktor Risiko Hot Flashes

Tidak semua perempuan akan mengalami hot flashes pada saat menopause. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya, sebagai berikut:

  • Kegemukan atau obesitas: Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi akan berkaitan dengan frekuensi sensasi panas yang lebih tinggi.
  • Kebiasaan Merokok: perempuan yang merokok lebih mungkin untuk mendapatkan sensasi panas.
  • Pengobatan Hot Flashes Yang Bisa Dilakukan Saat Masa Menopause

Pengobatan Hot Flashes

Pengobatan hot flashes akan bervariasi, tergantung bagaimana penyebab dan tingkat keparahan yang akan diterima. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat direkomendasikan, antara lain:

1. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup ini meliputi tidak makan sembarangan seperti memakan makanan pedas dan panas, menurunkan suhu ruangan  apabila menggunakan AC atau kipas, dan tidak menggunakan pakaian yang berlapis.

2. Obat Yang Diresepkan

Apabila perubahan gaya hidup tidak berhasil, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk membantu meredakan hot flashes. Obat-obatan yang mungkin diresepkan, yaitu:

  • Obat pengganti hormon
  • Obat Antidepresan

3. Terapi Pengganti Hormon

HRT atau terapi pengganti hormon  ini dapat digunakan untuk mengobati hot flashes. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kadar hormon, sehingga dapat meredakan beberapa gejala menopause yang dialami oleh perempuan. (Halodoc/Alodokter/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik