Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Wamen Fajar Ingatkan Hakikat Pembelajaran Mendalam

Media Indonesia
21/7/2025 20:00
Wamen Fajar Ingatkan Hakikat Pembelajaran Mendalam
Wamen Fajar saat pelatihan pembelajaran mendalam bagi kepala sekolah dan guru se-Jakarta, Senin (21/7), di Universitas Prof Dr Hamka Jakarta.(Dok Kemendikdasmen)

WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq mengingatkan tentang hakikat pendidikan kepada 500-an peserta luring pelatihan pembelajaran mendalam bagi kepala sekolah dan guru se-Jakarta, Senin (21/7), di Universitas Prof Dr Hamka Jakarta. Pembelajaran mendalam pada intinya adalah untuk memastikan murid-murid menjadi mamusia seutuhnya. 

Lebih lanjut Fajar menekankan pentingnya pencapaian delapan dimensi profil lulusan melalui pembelajaran mendalam. Ia menyebutkan bahwa ukuran dari suksesnya pembelajaran mendalam adalah lahirnya lulusan sekolah yang bercirikan beriman dan bertaqwa (nilai spiritualitas), berkeadaban (citizenship), berpikir kritis, memiliki kreatifitas, semangat kemandirian, berjiwa kolaboratif, komunikatif dan sehat secara fisik serta mental. "Delapan dimensi ini adalah wujud dari Anak Indonesia Hebat hari ini," terangnya. 

Wamen menekankan pentingnya delapan dimensi di atas dengan melihat perkembangan zaman saat ini. Perkembangan dunia digital hadi ini menuntut anak-anak Indonesia adaptif dengen segala perubahan, tetapi pada saat yang sama memiliki  nilai-nilai dasar yang membebaskan, memiliki nilai dan bertumpu pada identitas kemanusiaan universal. "Salah seorang pemikir besar Indonesia, Kuntowijoyo, pernah menyebutkan bahwa hakikat pendidikan adalah semangat untuk melakukan upaya transendensi, liberasi, dan humanisasi," jelas pria asli Sukabumi ini. 

Ia juga menyoroti masalah kesehatan mental pada anak-anak di Indonesia. Merujuk pada Data Mental disorder ditemukan bahwa 2,6 juta (5,5%) dari total anak Indonesia usia 10-17 tahun. "Isu kesehatan mental juga harus menjadi perhatian kepala sekolah dan guru. Salah satu ciri anak Indonesia Hebat adalah sehat fisik dan sehat mental," tegasnya.

Masalah kesehatan menjadi perhatian serius. Ia menjelaskan bahwa saat ini kita menghadapi persoalan pendidikan yang berkailan dengan kesehatan dan perkembangan dunia digital, khususnya dampak dari aktivitas digital yang tidak terkontrol membuat anak-anak kita mager atau malas gerak. "Saat ini kita menghadapi persoalan minim nutrisi dan minim interaksi. Untuk itu, program pembelajaran mendalam dan pembentukan kebiasaan anak hebat selaras dengan program Ppresiden Prabowo yakni makan bergizi gratis," pungkas Fajar. 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Guru dan Tenaga Kependidikan itu bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka Jakarta dengan melibatkan leibh dari 1.000 peserta, baik daring maupun luring. (RO/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya