Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Riuh suasana menyelimuti Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong, Kabupaten Bogor, sejak pukul 07.30 WIB, Senin (14/7). Para ibu yang menggandeng anak-anak berseragam merah-putih tampak antusias menghadiri hari pertama pelaksanaan Program Sekolah Rakyat.
Hari ini menandai dimulainya secara resmi kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya berada di STIS Cibinong, yang kini bertransformasi menjadi Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor. Sebanyak 100 siswa tingkat SMP mulai mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS).
Salah satu siswa, Ridwan, yang tinggal kurang dari satu kilometer dari lokasi sekolah, mengaku sangat senang bisa bergabung. Ia kini duduk di bangku kelas 1 SMP dan didampingi kedua orang tuanya yang menunjukkan dukungan penuh atas langkah awalnya di Sekolah Rakyat.
Di sekolah ini, 100 siswa dibagi ke dalam empat rombongan belajar (rombel), masing-masing terdiri dari 25 siswa. Selain pengenalan lingkungan sekolah, selama MPLS para siswa juga akan menjalani pemeriksaan kesehatan, tes DNA talenta, pelatihan kedisiplinan, hingga pengenalan kartu identitas siswa.
STIS Cibinong dilengkapi berbagai fasilitas pendidikan, seperti ruang kelas, asrama, laboratorium IPA, perpustakaan, masjid, lapangan futsal, UKS, ruang bimbingan konseling, hingga ruang OSIS.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif dari Presiden Prabowo Subianto untuk menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, khususnya yang tercatat dalam Desil 1 dan 2 pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Tujuannya adalah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Berbasis asrama, program ini mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA. Kurikulum Sekolah Rakyat menggabungkan pembelajaran akademik di siang hari dengan penguatan karakter di malam hari, termasuk nilai-nilai agama, kepemimpinan, dan keterampilan hidup.
Sekolah Rakyat juga memanfaatkan sistem digital berbasis Learning Management System dan modul pembelajaran daring yang dirancang untuk menjangkau anak-anak di daerah tertinggal yang selama ini kurang mendapatkan akses pendidikan berkualitas.
Hingga saat ini, MPLS telah dimulai serentak di 62 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia. Sementara itu, 37 titik lainnya akan memulai kegiatan serupa pada akhir Juli 2025, menjadikan total 100 titik sebagai bagian dari tahap awal implementasi program ini pada tahun ajaran 2025/2026. (Ant/E-3)
Banyak sekolah, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), masih menghadapi kendala dalam memaksimalkan penggunaan Chromebook.
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved