Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Besar Persatuan Guru Seluruh Indonesia (DK-PBPGSI), Soeparman Mardjoeki Nahali, mengatakan bahwa pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) saat ini masih memiliki masalah dari sisi daya tampung.
“Beberapa laporan ke saya masih berkutat pada urusan kurangnya daya tampung yang belum diselesaikan oleh pemerintahan daerah dan pusat. Pada jenjang SD masih terulang kasus tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah anak yang sudah berusia tujuh tahun tidak lolos dalam SPMB DKI Jakarta,” ungkap Soeparman kepada Media Indonesia, Selasa (17/6).
Menurutnya kondisi ini otomatis akan berakibat pada SPMB di tahun-tahun berikutnya yang berkutat pada permasalahan serupa.
“Karena daya tampung akan diisi oleh murid-murid yang tidak diterima tahun-tahun sebelumnya dan murid-murid yang memasuki usia sekolah harus menunggu sampai usia 8 tahun untuk masuk SD,” ujar Soeparman.
Dia memandang belum terlihat adanya keseriusan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menyelesaikan masalah daya tampung. Rencana melibatkan sekolah swasta atau pembangunan sekolah baru juga tidak terbukti, baru sebatas wacana politik.
“Bagaimana pemerintah pusat dan daerah akan melaksanakan konstitusi sebagaimana diputuskan MK untuk menggratiskan pendidikan dasar jika untuk memenuhi daya tampung saja masih sebatas janji-janji politik saja,” tandasnya. (E-3)
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved