Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KEHADIRAN sosok ayah memiliki dampak yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Peran ayah tidak boleh hilang untuk anaknya, meskipun orangtuanya mungkin telah berpisah atau melalui perceraian.
Setelah bercerai, orangtua memang harus memiliki hubungan baik untuk menjaga dan mendidik anak bersama-sama. Sebab, ada perbedaan peran ibu dan peran ayah dalam tumbuh kembang anak dan pembentukan karakter anak.
Sehingga anak yang tumbuh tanpa kasih sayang dan didikan dari ayahnya akan berdampak buruk pada mental dan perkembangan anak. Simak dampaknya sebagai berikut.
Anak yang tidak punya figur ayah bisa merasa ditinggal, tidak diharapkan, khawatir dengan dirinya, dan perasaan-perasan sejenis lainnya. Hal tersebut dilansir dari situs Children’s Bureau.
Anak yang merasa tidak punya sosok laki-laki yang menjadi panutan dalam hidupnya, kerap menyalahkan diri sendiri dari kondisi yang ia rasakan.
Anak yang menjalani hidup jauh dari kasih sayang yang diberikan ayahnya akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga bisa jadi ia akan melakukan bullying atau perundungan kepada teman.
Biasanya, perundungan digunakan anak tersebut untuk menyembunyikan perasaan takut, gugup, hingga tidak bahagia lantaran tidak dapat kasih sayang dari ayahnya.
Selain itu, anak yang tidak dapat didikan dan kasih sayang dari ayahnya juga cenderung putus sekolah saat usia 16 tahun dan lebih berisiko mengalami gangguan belajar.
Remaja khususnya perempuan, yang tidak dapat kasih sayang dari ayahnya berpotensi untuk mengalami masalah kesehatan seksual, bahkan melakukan hubungan intim sebelum berusia 16 tahun dan pergaulan bebas. Sehingga bisa berpotensi lebih besar untuk tertular penyakit kelamin dan hamil saat usia remaja.
Anak-anak yang hidup tanpa sosok ayah juga rentang terkena pelecehan. Bukan hanya pelecehan fisik saja, namun juga bisa mengalami pelecehan emosional maupun seksual.
Ketimbang anak yang dibesarkan oleh kedua orangtuanya, masalah kesehatan psikologis anak yang hidup tanpa sosok ayah lebih berisiko empat kali lebih besar.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua yang tidak lengkap berpeluang terkena penyakit asma, sakit kepala, dan sakit pada bagian perut.
Kondisi tersebut berhubungan dengan gangguan psikosomatik, yaitu sejumlah penyakit muncul disebabkan kondisi fisik dan mental. Lalu, gangguan psikologis anak tersebut bisa mengalami gangguan kecemasan, depresi, hingga kecenderungan untuk bunuh diri.
Anak yang dibesarkan tanpa ayah saat dewasa kelak akan cenderung menjadi pengangguran, memiliki pendapatan rendah, dan tidak memiliki tempat tinggal atau homeless.
Tak hanya itu, hubungan dengan lawan jenis juga terganggu, yang cenderung menyebabkan kemungkinan untuk bercerai lebih besar, atau hamil di luar pernikahan.
(H-3)
Penanda epigenetik pada ayah yang memiliki pengalaman stres berat pada masa kanak-kanak berpengaruh pada keturunannya.
Perbedaan gaya pengasuhan antara Ayah dan Ibu dipengaruhi oleh faktor biologis. Hormon pria dan wanita, serta brain activity yang berbeda, menjadi alasan mengapa pendekatan Ayah dan Ibu
Pernahkah Anda bertanya-tanya, seberapa besar pengaruh seorang ayah dalam tumbuh kembang anak? Meski sering dipandang sebagai figur penopang finansial keluarga
PERAN seorang ayah tak hanya sebatas pencari nafkah, tetapi bersama sosok ibu juga menjadi pelindung dan penyemangat yang selalu hadir di setiap momen penting keluarga.
Father hunger atau fatherless merupakan kondisi di mana anak kekurangan peran ayah dalam pengasuhannya. Sebab itu, parenting ayah menjadi penting.
Psikolog menjelaskan bahwa untuk anak perempuan di usia bayi bisa mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, sosial, dan motivasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved