Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ADVERTISING Week Festival (AWF) 2025 kembali hadir dengan rangkaian sesi AdTalks yang inspiratif dan menggugah semangat inovasi. Acara ini diawali dengan sambutan dari para tokoh penting, seperti Direktur Vokasi Universitas Indonesia, Kepala Program Studi Periklanan Kreatif Universitas Indonesia, serta Project Officer AWF 2025.
Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Program Vokasi Universitas Indonesia, Bapak Deni Danial Kesa, S.Sos., MBA., Ph.D., dalam sambutannya, menyampaikan harapan agar acara ini menjadi pengingat pentingnya pengembangan produk-produk periklanan yang bisa menjadi bagian dari struktur ekonomi Indonesia. Beliau menekankan bahwa kreativitas harus berjalan seiring dengan pemanfaatan teknologi seperti AI sebagai alat, bukan pengganti, sehingga tetap ada sentuhan manusia dalam setiap produk kreatif yang dihasilkan.
Pada sesi Keynote Speaker, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Bapak Cecep Rukendi, S.Sos., MBA., menekankan transformasi menuju ekonomi kreatif, di mana karya seperti film dan buku dapat memberikan nilai ekonomi tinggi jika hak kekayaan intelektual dijaga dengan baik. Beliau mencontohkan kesuksesan film animasi Jumbo yang menembus angka 10 juta penonton sebagai bukti potensi lokal yang mendunia.
Selain itu, Advertising Week Festival Universitas Indonesia memberikan penghargaan kepada local creative talent dan content creator, khususnya yang dekat dengan anak muda. Melalui penghargaan ini, Advertising Week Festival Universitas Indonesia ingin mengapresiasi brand dan kreator muda yang memiliki nilai, pesan yang kuat, serta cara unik dalam menyampaikan kampanyenya, agar dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa maupun pelaku industri kreatif lainnya. Berikut adalah pemenang terbaik dari tiap kategorinya.
CEO Convertinc Digital Marketing Agency, Ibu Jesslyn Dorothea, dan Komisaris Utama Indonesia Tourism Development Corporation, Bapak Ricky Pesik, berbagi pengalaman mereka dalam dunia periklanan yang terus berubah. Ibu Jesslyn menjelaskan pendekatan iklan kini lebih mengarah ke konten organik seperti UGC dan KOL serta pentingnya strategi berbasis teknologi seperti Spark Ads di TikTok. Beliau menekankan perpaduan antara kekuatan fungsional dan simbolik dalam menciptakan komunikasi efektif.
Bapak Ricky Pesik membahas pentingnya kesiapan distribusi sebelum melakukan kampanye besar-besaran. Ia menegaskan bahwa dalam dunia periklanan, yang dijual bukan sekadar produk, tetapi persepsi dan emosi konsumen. Keduanya sepakat bahwa industri ini menantang tetapi membuka ruang besar untuk kreativitas.
Penasihat Riset Senior Youth Laboratory Indonesia, Bapak Muhammad Faisal, memaparkan riset etnografi digunakan untuk memahami Gen Z secara lebih autentik. Ia menjelaskan tantangan sosial dan psikologis generasi ini, terutama yang mengalami perkuliahan daring saat pandemi.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), Bapak Janoe Arijanto, menyoroti pentingnya memahami karakter kerja lintas generasi. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara Gen Z dan milenial dapat melahirkan strategi periklanan yang lebih segar dan relevan. Profesionalisme, komunikasi empatik, dan kemampuan adaptasi menjadi kunci utama.
Direktur Periklanan Kementerian Ekonomi Kreatif, Ibu Selliane Halia Ishak, dan CEO Ambilhati, Bapak Sandru Emil, membahas tren masa depan industri. AI menjadi tools yang efisien, tetapi tetap dibutuhkan spesialis dengan sentuhan manusia. Mereka juga menyinggung regulasi dan pentingnya penggunaan data yang bijak di era digital.
VP Visinema Pictures Head of Marketing Jumbo, Bapak Christian Immanuel, membahas strategi pemasaran Film Jumbo. Ia menekankan pentingnya mempercayai proses kreatif, bahkan ketika jauh dari kata sempurna. Marketing Jumbo tidak akan berhenti, bahkan sedang dikembangkan menjadi serial dan IP jangka panjang seperti Upin Ipin versi Indonesia.
Content creator, Ibu Meisya Sallwa, menyoroti pentingnya attention with intention. Ia menyampaikan bahwa viral bukan segalanya dan personal branding harus dibangun dari identitas yang kuat. Konten yang bermakna lebih bertahan lama dibanding konten cepat saji. Ia juga mendorong peserta untuk membangun dampak, bukan hanya mengejar angka.
Dalam sesi tanya jawab, para pembicara memberi motivasi kepada peserta untuk tetap kritis, kreatif, dan konsisten dalam meniti karier di dunia periklanan dan kreatif digital. Ibu Meisya menutup dengan pesan bahwa perhatian yang nyata datang dari hubungan emosional yang otentik dengan audiens, bukan sekadar jumlah likes atau followers. (RO/I-2)
Transformasi UPT Vertikal diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan rujukan kesehatan masyarakat secara nasional.
Selain mengganggu kenyamanan, kondisi mata kering bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan.
Penyadapan harus melalui proses perizinan yang ketat dan mematuhi kode etik serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK) periode 2019-2024 itu termasuk tokoh yang menerima penghargaan alumni inspiratif di ajang UI Awarding Night 2019.
Kekecewaan itu timbul karena publik menilai pencalonan gubernur-wakil gubernur oleh partai politik tak mencerminkan aspirasi mereka.
PENYIDIK Subdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya memanggil Ade Armando pada Selasa (31/1).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved