Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PARA astronom telah melakukan penemuan yang sangat signifikan, memberikan bukti langsung pertama mengenai proses pertumbuhan galaksi-galaksi besar melalui penggabungan. Mereka menemukan jembatan materi gelap yang menghubungkan dua galaksi yang sedang bertabrakan di gugus Perseus, berjarak 240 juta tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini dicapai dengan bantuan Teleskop Subaru dan teknik lensa gravitasi. Teknik ini bekerja ketika cahaya dari objek yang jauh dibelokkan oleh medan gravitasi dari objek masif yang terletak di antara objek tersebut dan pengamat. Berkat teknik ini, para astronom berhasil mengamati struktur yang sebelumnya tak terlihat.
Jembatan materi gelap tersebut menghubungkan subgugus yang terletak 1,4 juta tahun cahaya di sebelah barat NGC 1275 ke inti Perseus. Subgugus ini memiliki massa sekitar 200 triliun kali massa Matahari. Penemuan ini bukan hanya memperdalam pemahaman kita tentang gugus Perseus, tetapi juga membuka peluang baru dalam penelitian materi gelap, salah satu komponen alam semesta yang paling sulit dipahami.
Materi gelap sendiri adalah substansi misterius yang tidak memancarkan atau memantulkan cahaya, sehingga sulit untuk diamati secara langsung. Namun, keberadaannya dapat dideteksi lewat efek gravitasi yang ditimbulkan pada objek lain di alam semesta.
Sekitar 85% dari total materi di alam semesta dan 27% dari total energi massa di alam semesta berasal dari materi gelap. Penemuan jembatan materi gelap ini memberikan bukti kuat tentang peranannya dalam proses penggabungan galaksi serta pertumbuhan galaksi raksasa.
Gugus Perseus adalah gugus galaksi yang sangat besar, terdiri dari ribuan galaksi yang terikat satu sama lain oleh gravitasi. Gugus ini dikenal dengan ukuran luar biasa dan memiliki massa sekitar 600 triliun kali massa Matahari. Meskipun terlihat stabil, penemuan jembatan materi gelap ini menunjukkan bahwa gugus Perseus mungkin pernah mengalami penggabungan besar dengan objek lain miliaran tahun silam.
Proses penggabungan galaksi adalah aspek penting dalam evolusi galaksi. Galaksi yang lebih besar sering kali menyerap galaksi yang lebih kecil, dan galaksi kecil dapat bergabung membentuk galaksi yang lebih besar. Proses ini dapat memicu pembentukan bintang baru dan mengubah bentuk galaksi itu sendiri.
Dengan penelitian lebih lanjut mengenai jembatan materi gelap ini, diharapkan kita dapat memperoleh wawasan lebih dalam tentang bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi, serta sifat materi gelap yang misterius itu.
Sumber: Daily Galaksi dan Futurisme
Dengan mengamati 111 galaksi dari masa awal semesta, JWST berhasil mengungkap proses terbentuknya cakram bintang tebal dan tipis dalam galaksi spiral.
Astronom mengamati peristiwa langka AT2024tvd, saat lubang hitam supermasif di luar pusat galaksi menghancurkan bintang.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Astrofisikawan Ethan Nadler dari University of California, meneliti kemungkinan halo materi gelap "gelap", yaitu gumpalan materi gelap yang tidak pernah membentuk bintang.
Lubang hitam supermasif yang sebelumnya tidak aktif di pusat galaksi SDSS1335+0728, mendadak menjadi aktif dengan semburan sinar-X luar biasa kuat dan panjang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved