Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Mudik merupakan tradisi yang tidak dapat terpisahkan dari Hari Raya Idul Fitri. Saat mudik, banyak masyarakat yang memutuskan untuk menggunakan transportasi jalur darat. Berkaitan dengan itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Goefisika (BMKG) mengungkapkan bahwa pemudik yang melewati jalur darat harus mengantisipasi sejumlah potensi permasalahan, di antaranya kondisi spesifik wilayah seperti geografi, geologi, serta risiko bencana gempa dan tsunami.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan, gempa dan tsunami merupakan proses alam yang hingga saat ini kejadiannya belum dapat diprediksi sehingga dapat terjadi kapan saja.
“Sejarah gempa BMKG mencatat bahwa setidaknya ada 16 kejadian gempa dan tsunami merusak yang pernah terjadi selama periode perayaan Hari Raya dan liburan,” kata Daryono dalam keterangan resmi, Sabtu (22/3).
Kejadian tersebut yakni tsunami Ambon 1674 (Imlek), gempa Semarang-Jepara 1821 (Natal), tsunami Banda Naira 1852 (Natal), tsunami Larantuka 1982 (Natal), tsunami Biak 1996 (Idul Fitri), tsunami Aceh 2004 (Natal), gempa Bora Sulteng 2005 (Idul Adha), gempa Pariaman 2009 (Idul Fitri), gempa Palu Sulteng 2012 (Idul Fitri), tsunami Selat Sunda 2018 (Natal), gempa Nias 2021 (Idulfitri), gempa Kep. Mentawai 2023 (Idul Fitri) dan gempa Ransiki 2024 (Idul Fitri)
“Moda transportasi darat mendominasi perjalanan pemudik menuju daerah rawan gempa, seperti Pulau Jawa yang memiliki 25 segmen sesar, zona Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki 49 segmen sesar, serta zona Sumatra yang memiliki 56 segmen sesar,” lanjut Daryono.
Ia menyatakan, sebagai upaya pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami, pemudik perlu memperoleh pembekalan pengetahuan mitigasi. Setidaknya ada sembilan hal penting yang perlu dipahami oleh pemudik sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap potensi gempa dan tsunami di jalur transportasi darat selama libur Lebaran.
Pertama, gempa kuat dapat memicu rekahan permukaan (surface rupture) jalan raya akibat pergeseran tiba-tiba jalur sesar aktif. Pemudik perlu mengenali sebaran sesar aktif di sepanjang jalur mudik. Kedua, jalan raya juga dapat terbelah (ground failure) akibat tanah lunak yang berguncang kuat saat gempa. Pemudik perlu berhati-hati jika terus melanjutkan perjalanan atau mencari jalur mudik alternatif.
Ketiga, gempa kuat dapat memicu terjadinya likuefaksi di jalan raya. Pemudik perlu mengenali zona rawan likuefaksi di sepanjang jalur mudik. Keempat, guncangan gempa di jalan raya saat rombongan kendaraan berjalan beriringan berpotensi menyebabkan tabrakan atau benturan antarkendaraan. Pemudik harus selalu mempertahankan jarak aman antar kendaraan.
Kelima, guncangan gempa saat kendaraan melaju kencang dapat menyebabkan roda selip tanpa kendali, kendaraan terlempar, dan terbalik. Jika merasakan guncangan tak lazim, pemudik harus segera memperlambat kendaraan, menepi, dan berhenti di jalur aman. Keenam, gempa kuat dapat merobohkan bangunan di tepi jalan, seperti pagar tembok, gapura, monumen, baliho, dan jalur kabel listrik yang dapat menimpa kendaraan. Pemudik perlu memastikan lokasi pemberhentian kendaraan aman.
Ketujuh, gempa kuat bahkan dapat merusak atau meruntuhkan struktur jalan layang (flyover) yang sedang dilalui banyak kendaraan. Pemudik harus memastikan kendaraan berhenti di tempat yang aman dan tidak terjatuh dari ketinggian. Kedelapan, gempa yang mengguncang kawasan perbukitan dapat memicu longsoran tebing dan runtuhan batu. Pemudik sebaiknya tidak melintasi kawasan perbukitan pascagempa kuat atau saat hujan deras.
Kesembilan, gempa dangkal yang berpusat di laut dapat memicu tsunami yang berpotensi melanda jalur mudik yang sejajar dengan pantai rawan tsunami. “Pemudik wajib memiliki aplikasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami BMKG serta menghindari jalur pantai saat peringatan dini tsunami dikeluarkan BMKG,” pungkas Daryono. (E-3)
Gempa bermagnitudo 5,4 mengguncang gugusan Kepulauan Tokara di Prefektur Kagoshima, Jepang barat daya, pada Sabtu (5/7).RR
Badan Meteorologi Jepang (JMA) membantah keterkaitan antara rangkaian gempa bumi dan ramalan bencana yang muncul di sebuah cerita manga karya Ryo Tatsuki dengan judul The Future I Saw.
Pemerintah Jepang mulai melakukan evakuasi terhadap warganya yang tinggal di pulau-pulau barat daya akibat gempa yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Belum ada laporan kerusakan rumah akibat gempa tersebut tapi relawan BPBD langsung bergerak mencari rumah terdampak.
Gempa dengan magnitudo 5,8 mengguncang kawasan Marmaris pada Selasa pukul 02.17 waktu setempat.
PROVINSI Jawa Barat (Jabar) mengalami gempa bumi sebanyak 118 kali sepanjang bulan Mei 2025. Gempa terkuat terjadi di Cianjur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Gempa bumi 4.4 magnitudo yan terjadi berpusat di Kabupaten Pangandaran dan kedalaman 25 kilometer tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang lepas pantai negara bagian Alaska, Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved