Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) RI memperkuat kolaborasi dengan United Nations Children's Fund (UNICEF) untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Fokus utama kerja sama ini mencakup pendidikan anak, perlindungan anak, sanitasi air bersih, dan kesehatan.
Pimpinan Bidang Pengumpulan Baznas, Rizaludin Kurniawan, menyoroti pentingnya program pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, anak stunting, serta peningkatan sanitasi air bersih. Baznas terus mengupayakan program yang berfokus pada perempuan dan anak-anak, termasuk anak penyandang disabilitas.
Salah satu upaya tersebut adalah pengadaan Sekolah Cendekia Baznas dan Rumah Layak Huni untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan dan sanitasi yang lebih baik.
“Baznas mengupayakan program terkait perempuan dan anak-anak terus berjalan. Kita fokuskan pula untuk anak-anak penyandang disabilitas. Dengan itu kita mendorongnya melalui pengadaan Sekolah Cendekia Baznas, di mana peserta didiknya anak-anak dari keluarga kurang mampu, dan kita juga adakan Rumah Layak Huni sebagai wujud perbaikan sanitasi,” ujarnya.
Rizaludin juga menegaskan bahwa kerja sama ini berpotensi besar dalam pemanfaatan data dan riset mengenai penyaluran hak-hak anak melalui zakat dan sedekah.
“Kita selalu berupayakan untuk memanfaatkan segala bentuk aspek pengumpulan, baik Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) melalui berbagai support baik secara langsung ataupun digital. Baznas juga memiliki mekanisme persyaratan yang ketat terkait sumber dana yang masuk dan yang akan disalurkan kepada Baznas,” jelasnya.
Di sisi lain, UNICEF menekankan pentingnya kolaborasi dengan Baznas sebagai lembaga filantropi Islam di Indonesia. Kerja sama ini membuka peluang inovasi dalam skema zakat untuk mendukung misi mengatasi stunting dan kemiskinan pada anak.
“Sama halnya seperti Baznas, UNICEF juga memiliki bagian fundraising, dengan persyaratan yang cukup ketat juga terkait penggalangan dana yang masuk ke UNICEF. Saya rasa akan sangat bagus jika kolaborasi ini tetap berjalan dan misi untuk mengatasi stunting dan kemiskinan pada anak dapat teratasi,” ujar Yoshimi Nishino.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah kemiskinan anak. UNICEF berharap Baznas dapat berperan lebih besar dalam mengatasi dampak jangka panjang dari kemiskinan terhadap generasi mendatang. “Kita memiliki isu prioritas terkait kemiskinan pada anak, dan tadi sudah dibahas kalau Baznas sudah sangat baik mengatasi pendidikan, kesehatan anak, dan sanitasi. Dengan itu akan sangat senang apabila UNICEF dapat membangun sistem manajemen bersama dengan Baznas,” tambah Yoshimi.
Baznas dan UNICEF juga meninjau kesuksesan berbagai program di beberapa wilayah Indonesia. Dengan dukungan kebijakan Baznas di tingkat daerah, berbagai program dapat diintegrasikan dan dijalankan dengan komitmen yang kuat. Audiensi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menjajaki lebih banyak inisiatif dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak Indonesia dan mengatasi kemiskinan anak secara berkelanjutan. (Z-10)
BAZNAS melalui program Zmart telah berhasil membantu peningkatan usaha warung kelontong milik Fitri di Kota Bandung. Omzetnya tembus Rp17 juta per bulan.
Dalam pemaparannya, Rizaludin menyebutkan, filantropi Islam tidak hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menguatkan struktur sosial dan ekonomi umat.
BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui program ZChicken terus menunjukkan dampak positif bagi kehidupan para mustahik.
Baznas menyalurkan bantuan program Zmart Pesantren untuk 10 Pondok Pesantren di wilayah Jawa Timur.
Ketua Baznas Anambas, Muksin, mengatakan usulan bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah pesisir dan kepulauan.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 51.108 anak yatim di berbagai daerah menerima santunan berupa perlengkapan sekolah.
JUMLAH anak-anak yang mengalami kekurangan gizi di Jalur Gaza meningkat dengan laju yang mengkhawatirkan.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Fase ini meletakkan fondasi yang kokoh bagi kesehatan, kemampuan belajar, kesejahteraan secara keseluruhan, bahkan potensi penghasilan mereka di masa depan.
Rumah sakit yang menangani bayi dan anak-anak di Gaza kekurangan peralatan medis esensial.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Centres of Excellence tingkat nasional bertempat di Institut Pertanian Bogor sementara yang lainnya terletak di beberapa universitas lain di seluruh negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved