Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARI Perempuan Internasional (International Women’s Day/IWD) tahun 2025 menjadi momen penting merayakan kemajuan hak-hak perempuan serta pemberdayaan mereka. Sayangnya di balik perayaan ini masih ada jutaan perempuan yang menghadapi berbagai tantangan dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai.
Di Asia, permasalahan kesehatan perempuan masih menjadi isu yang memerlukan perhatian serius. Tingginya angka kematian ibu hamil dan rendahnya kesadaran akan pemeriksaan kesehatan preventif menjadi kendala utama. Selain itu, stigma terhadap perimenopause dan kesehatan mental juga turut memperburuk kondisi ini. Faktor sosial, ekonomi, serta kurangnya edukasi semakin memperparah ketimpangan akses layanan kesehatan bagi perempuan.
Pendidikan kesehatan bagi perempuan di setiap fase kehidupannya sangatlah penting, mulai dari edukasi seputar menstruasi pertama hingga dukungan pascapersalinan. Untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam menurunkan angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada 2030, diperlukan langkah konkret yang segera dilakukan.
Tahun ini, tema IWD adalah ‘Accelerate Action’ atau ‘Percepat Aksi’, yang sangat relevan untuk meningkatkan kesehatan perempuan di setiap tahap kehidupan mereka. Lebih dari sekadar meningkatkan kesadaran, peringatan IWD harus menjadi pemicu aksi nyata agar kesehatan perempuan menjadi prioritas utama, bukan hanya sekadar pembahasan sesaat.
Masih banyak hambatan yang menghalangi perempuan mendapatkan layanan kesehatan yang layak, baik fisik maupun mental. Beberapa tantangan utama yang perlu mendapat perhatian khusus dalam peringatan IWD 2025 meliputi:
Banyak remaja putri belum mendapatkan pendampingan atau edukasi yang memadai mengenai perubahan yang mereka alami, sementara stigma budaya masih menjadi penghalang.
Banyak perempuan muda mengalami kesulitan mendapatkan produk kebersihan menstruasi, yang berdampak pada absensi sekolah dan risiko kesehatan jangka panjang.
Banyak perempuan melewatkan pemeriksaan rutin seperti pap smear, vaksinasi HPV, mamografi, dan tes kepadatan tulang akibat kurangnya edukasi serta keterbatasan finansial.
Walaupun angka kematian ibu telah menurun secara global, masih banyak wilayah yang mengalami keterbatasan layanan kesehatan bagi ibu hamil dan pascapersalinan.
Kesehatan mental ibu setelah melahirkan sering kali diabaikan, padahal sangat penting untuk kesejahteraan jangka panjang mereka.
Banyak perempuan tidak mendapatkan informasi dan layanan kesehatan yang cukup terkait perubahan hormonal yang mereka alami selama fase ini.
Agar perempuan dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatannya, berikut adalah panduan pemeriksaan yang penting dilakukan di setiap dekade kehidupan:
Untuk mempercepat peningkatan kesehatan perempuan, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
Lingkungan kerja dan komunitas juga perlu membangun budaya yang lebih inklusif, di mana setiap perempuan bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan sosial.
Untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Hari Perempuan Internasional 2025 adalah momen tepat untuk mengambil langkah nyata dalam menjaga kesehatan perempuan. Jadwalkan pemeriksaan kesehatan, ajukan pertanyaan, dan prioritaskan perawatan diri karena kesejahteraan Anda penting di setiap tahap kehidupan. Mulailah percakapan, bagikan pengetahuan, dan hilangkan stigma terkait kesehatan perempuan.
Jika Anda adalah pasangan, teman, atau pemimpin, dukung perempuan dalam hidup Anda dengan memastikan mereka mendapatkan akses kesehatan yang layak. Bersama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berdaya bagi semua perempuan. (Hellosehat/Z-2)
ANGGOTA Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, menekankan dokter dan layanan kesehatan lainnya harus menjangkau daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved