Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
BANYAK yang bertanya-tanya apakah boleh mandi wajib dilakukan setelah sahur atau subuh saat Ramadan? Banyak yang khawatir bahwa puasanya akan tidak sah jika mandi wajib dilakukan setelah sahur atau subuh.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kementerian Agama melalui laman resminya menjelaskan, di bulan Ramadan pertanyaan soal boleh tidaknya mandi wajib atau mandi junub setelah sahur atau subuh memang selalu ramai bermunculan.
Dijelaskan Kemenag, menurut para ulama, bagi orang yang junub di waktu malam di bulan Ramadan, maka boleh baginya mandi junub setelah fajar atau setelah waktu subuh tiba. Tidak masalah bagi seseorang mandi junub atau mandi haid setelah Subuh, puasanya tetap dinilai sah.
Karena itu, bagi seseorang yang belum mandi wajib atau mandi junub saat puasa dimulai di waktu subuh, puasanya akan tetap dianggap sah. Namun, tetap disarankan untuk mandi wajib atau mandi junub sebelum sahur atau waktu subuh. Dengan begitu, puasa bisa dimulai dalam keadaan suci dari hadas besar.
Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut:
Artinya: Barangsiapa di waktu Subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya tidak mandi kecuali setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya.
Kebolehan belum mandi junub hingga Subuh ini berdasarkan perbuatan Nabi Saw. Beliau pernah menunda melakukan mandi junub hingga Subuh, dan kemudian beliau berpuasa. Ini menjadi dasar kebolehan menunda mandi junub setelah fajar atau Subuh. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari Sayidah Aisyah dan Ummu Salamah;
Sesungguhnya Nabi Saw pernah ketika waktu Subuh dalam keadaan junub dari jimak, kemudian beliau mandi dan berpuasa. Hadis diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim. Dan Imam Muslim menambahi dalam hadis yang bersumber dari Ummi Salamah: 'Dan Nabi Saw tidak mengqada puasanya.
Sementara itu, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah Ra dan Ummu Salamah Ra, disebutkan bahwa:
“Nabi Muhammad Saw pernah memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena berjima. Setelah masuk waktu subuh tiba, beliau mandi dan berpuasa.” (HR Bukhari dan Muslim).
Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan bahwa, barangsiapa di waktu subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya mandi setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya (sah). (Kemenag/Baznas/H-3)
Disunnahkan, mandi wajib dimulai dengan membaca Bismillah, menggunakan siwak jika ada, menggunakan sabun atau wewangian setelah mandi, menghadap kiblat
Mandi wajib boleh pakai sabun dan sampo, tapi tidak wajib. Untuk yang memiliki rambut tebal atau panjang juga harus terbasahi sampai ke akar.
Hadas besar adalah keadaan tidak suci yang tidak bisa disucikan hanya dengan wudu, melainkan harus dengan mandi.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam disunnahkan untuk menyambutnya dengan keadaan suci dan bersih. Salah satu cara menyambut hari besar ini adalah dengan melakukan mandi wajib
Tujuannya untuk menghilangkan hadats besar agar seseorang kembali suci dan dapat melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.
Keluar air mani tidak sengaja, wajib mandi? Cari tahu hukum mandi wajib setelah mimpi basah atau keluarnya mani tanpa sengaja menurut Islam. klik sekarang!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved