Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENYAKIT demam berdarah dengue (DBD) membutuhkan penanganan cepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi DBD seperti kebocoran plasma darah dan dengue shock syndrome (DSS) sangat berisiko meningkatkan potensi kematian akibat DBD.
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Virologi dan Imunologi Virus Demam Berdarah Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Beti Ernawati Dewi, mengatakan deteksi dini sangat krusial dalam penanganan kasus DBD. Dengan penanganan tepat dan cepat, pasien DBD akan terhindar dari dehidrasi, penyebab utama komplikasi DBD.
Ia berharap masyarakat memahami pentingnya deteksi dini DBD, sehingga Indonesia zero kematian tahun 2030 dapat tercapai.
Beti mengatakan DBD yang disebabkan karena infeksi virus dengue (DENV), masih merupakan masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Sejak pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968, kasus DBD terus meningkat secara bermakna dan berdampak pada semua provinsi di Indonesia.
Angka kasus kematian akibat DBD di Indonesia menempati urutan pertama jika dibandingkan dengan negara-negara lain setiap tahunnya. DI tahun 2023, angka kematian akibat DBD di Indonesia mencapai 894 kasus. Di tahun 2024, ada lebih dari 1.000 kematian akibat DBD di seluruh Indonesia.
Kematian akibat DBD terjadi arena keterlambatan dalam penanganan. Gejala klinis yang kerap tidak khas pada DBD menyulitkan klinisi dalam menegakkan diagnosis.
Deteksi dini DBD pada awal infeksi dapat membantu tenaga medis memberikan penatalaksanaan yang cepat dan tepat, sehingga kematian dapat dicegah
(Ant/H-3)
Perubahan kelembapan udara selama masa pancaroba dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Jangan meninggalkan sampah di dalam dan luar rumah karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan telur
Kota Bandung masih menjadi penyumbang kasus terbesar dengan jumlah 1.021 kejadian.
STOK darah yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) menipis. Jika biasanya persediaan mencapai 500 labu/ hari, sekarang hanya tersedia setengahnya.
Dengan banyaknya kasus DBD, warga diminta waspada dan meningkatkan kembali kebersihan lingkungan sekitar rumah.
Memastikan kecukupan asupan cairan menjadi hal krusial yang harus dilakukan pada pasien DBD untuk mencegah kebocoran plasma darah yang rentan menyebabkan kematian.
Komplikasi DBD umumnya terjadi akibat terlambatnya penanganan dan menyebabkan pasien mengalami Dengue Shock Syndrome (DSS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved