Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

KKP Dorong Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan untuk Industri Farmasi

Antara
15/2/2025 20:52
KKP Dorong Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan untuk Industri Farmasi
Ilustrasi industri farmasi(MI)

DIREKTUR Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Victor Gustaaf Manoppo menyampaikan dorongan pihaknya pada pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dalam berbagai industri seperti kesehatan, kosmetik hingga pangan fungsional. Pemanfaatan itu kerap disebut biofarmakologi laut dan tentu harus tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem.

Langkah tersebut ditujukan untuk meningkatkan ketahanan kefarmasian nasional sekaligus memberdayakan masyarakat pesisir dalam rantai pasok bahan baku obat bahan alam (OBA). "Sumber daya hayati perairan Indonesia sangat besar untuk mengembangkan biofarmakologi, seperti spirulina, minyak ikan, albumin, squalene, dan ekstrak teripang. Pemanfaatan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem," kata Victor dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (15/2).

Sebagai upaya percepatan, KKP yang merupakan anggota Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka melaksanakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kapasitas biofarmakologi. Salah satunya pengembangan mikroalga spirulina untuk menunjang ketahanan obat bahan alam dan kosmetik di Klaten, Jawa Tengah, yang melibatkan akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat lokal.

Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda menjelaskan pengembangan spirulina dan fikosianin punya nilai strategis untuk industri farmasi dan kosmetik bahkan UMKM dapat mengambil peran aktif dalam rantai pasok ini. "Spirulina menjadi salah satu komoditas unggulan biofarmakologi karena kandungan fikosianinnya yang tinggi. Fungsinya sebagai pewarna alami, antioksidan dan antiinflamasi," ujar Miftahul.

Program kemitraan UMKM biofarmakologi dengan industri besar KKP juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Melalui skema 'Orang Tua Angkat OBA dan Kosmetik' UMKM yang memenuhi standar akan menjadi anak angkat industri dan mendapat pendampingan dan akses pasar yang lebih luas.

Di sisi lain, budidaya spirulina juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan komoditas lain seperti kelapa sawit dalam produksi biofuel. Dengan produktivitas tinggi dan minim dampak ekologis, spirulina menjadi alternatif yang menjanjikan bagi industri hijau. Untuk meningkatkan nilai tambah, produk turunannya seperti pycomilk (susu fortifikasi fikosianin) dan astromie (mi instan berbasis fikosianin) juga tengah dikembangkan sebagai pangan fungsional yang bernutrisi tinggi.

"Produk ini diharapkan menjadi solusi peningkatan gizi masyarakat, terutama di daerah rawan pangan," tutur Miftahul.

Lebih lanjut, Miftahul menegaskan KKP terus memperkuat ekosistem biofarmakologi nasional melalui regulasi, pendampingan usaha, serta kolaborasi dengan sektor akademik dan industri. "Upaya ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mendukung kemandirian farmasi berbasis potensi sumber daya kelautan Indonesia."(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya