Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BIMO Kusumo Yudo, seorang voice talent sekaligus kreator konten, menyampaikan pandangannya mengenai kekhawatiran akan kemungkinan profesinya tergantikan oleh teknologi text-to-speech dan kecerdasan buatan (AI). Ia membahas apakah profesi voice talent masih memiliki masa depan di tengah kemajuan teknologi ini.
Ia mengakui rasa khawatir akan kehilangan pekerjaan sempat mengganggu pikirannya, terutama dengan pesatnya perkembangan teknologi AI. Namun, Bimo menegaskan keunikan suara manusia sulit untuk ditandingi oleh kecerdasan buatan.
"Suara manusia hingga kini masih belum bisa tergantikan oleh AI," ujar Bimo di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Rabu (12/2).
"Dari perspektif teknis, teman-teman engineer mengakui untuk kalimat-kalimat sederhana, mungkin AI bisa berfungsi, tapi untuk kebutuhan yang lebih kompleks, seperti story-telling atau dubbing yang memerlukan emosi dan interpretasi mendalam, suara manusia masih sangat diperlukan," lanjutnya.
Ia mencontohkan, meski AI mampu menirukan suara manusia dalam kalimat pendek, kebutuhan akan sentuhan emosional dan nuansa yang dalam masih sangat diandalkan.
"Di Indonesia, banyak klien masih lebih suka interaksi langsung. Mereka sering meminta untuk menambahkan elemen seperti senyuman dalam narasi, terutama untuk materi yang ditujukan bagi anak-anak di usia 5-10 tahun. AI masih belum mampu menangkap nuansa tersebut," jelas Bimo.
Lebih jauh, Bimo menyoroti kecenderungan klien di Indonesia yang masih menginginkan komunikasi langsung dan pengarahan yang rinci, hal yang sulit untuk dipenuhi oleh AI.
Dengan demikian, ia menyimpulkan profesi voice talent masih memiliki posisi yang kuat dalam industri suara di Indonesia.
"Jadi, jawabannya jelas. Profesi ini masih relevan di Indonesia saat ini," tutupnya. (Z-1)
LSE mengeksplorasi bagaimana teknologi AI dapat membantu manusia “berkomunikasi” dengan hewan peliharaan.
Moodle 5.0 kini menghadirkan kemampuan integrasi dengan kecerdasan buatan (AI), learning analytics, dan gamifikasi.
Pemanfaatan teknologi ini tak lagi sekadar alat penghemat biaya, namun telah menjadi fondasi utama dalam membangun operasional yang lebih cerdas, tangguh, dan berpusat pada nasabah.
Teknologi kecerdasan buatan (AI), jaringan 5G, dan komputasi awan (cloud) semakin memainkan peran krusial dalam mengatasi hambatan geografis
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Indonesia didesak untuk memperkuat regulasi nasional di bidang kecerdasan buatan (AI), khususnya dalam menghadapi ancaman siber seperti serangan rekayasa dan metode “pembobolan”
ARTIFICIAL intelligence atau akal imitasi (AI) dinilai memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk karakter bangsa. Untuk itu, AI tidak perlu dihindari, melainkan dirangkul.
Tombol ini adalah pintasan cerdas dan lancar yang mendefinisikan ulang interaksi pengguna dengan perangkat dan dirancang untuk para profesional, gamer, pelajar, dan pengguna biasa.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengembangkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) untuk mengatasi kemacetan ibu kota dengan berbasis tekonologi artificial intelligent.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved