Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
AHLI gizi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono (RSPON), Anggita Marlida Septiani menyarankan pasien pascastroke yang mengalami gangguan oromotor untuk melakukan asesmen untuk menentukan tindakan selanjutnya.
"Idealnya diasesmen dulu oleh terapis wicara. Jadi nanti diasesmen terapi wicara harus bagaimana latihan oromotornya," ujar Anggita dalam sebuah webinar, Rabu (5/2).
Pasalnya, gangguan oromotor yang dialami pasien pascastroke memiliki gejala dan keluhan yang berbeda, sehingga penanganan per kasus membutuhkan perlakuan yang berbeda.
"Kira-kira hasil asesmen terapi wicara ya ini, butuh ya tekstur makanan yang seperti ini. Jauh lebih bagus kalau dibantu dengan terapis
dari terapi wicara," kata Anggita.
Kemudian, persoalan tekstur asupan makanan yang tepat bagi pasien pascastroke yang mengalami gangguan oromotor, hal itu juga akan menjadi perhatian terapis sehingga pasien bakal mendapatkan solusi yang tepat.
Perlakuan berbeda pada masing-masing pasien juga termasuk dalam hal kebutuhan energi harian.
Ia menjelaskan bahwa tinggi badan, barat badan pasien, serta aktivitas harian memiliki pola yang berbeda pada tiap individu.
"Jadi saya nggak bisa pukul rata. Pasti 1.500 kalori, 1.700 kalori. Tidak bisa," katanya.
Ia kembali menegaskan agar pasien memperhatikan asupan makanan per hari yang terdiri atas karbohidrat, serat dan vitamin yang berasal sayur dan buah serta protein juga lemak yang saling melengkapi. (Ant/Z-1)
Sudin Kesehatan Jakarta Timur juga telah meminta rumah sakit untuk segera menyelesaikan permasalahan dengan pasien terkait dugaan malapraktik tersebut.
Peningkatan kemandirian pasien telah menjadi fokus utama dalam pengelolaan Penyakit Jantung Koroner (PJK), sebuah kondisi yang bersifat kronis, progresif, dan seringkali kambuh.
Faktor risiko cacar api yang paling sering mencetuskan terutama pada dewasa muda itu adalah stres, saat resikonya akan meningkat sekitar 47 persen.
Kunci utama untuk mencegah pecahnya pembuluh darah ada pada pengendalian tekanan darah, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan rutin, terutama pada usia lanjut.
Durasi maksimal pasien jantung dengan kondisi pembuluh darah yang telah terbuka sepenuhnya atau tidak tersumbat diperbolehkan menyetir asal tidak sampai enam jam.
Secara garis besar, pasien-pasien dengan kondisi kesehatan jantung yang masih akut artinya belum stabil, tidak direkomendasikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved