Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Wilayah Luar Angkasa Sangat Luas Namun Kosong Tanpa Galaksi

Muhammad Ghifari A
27/1/2025 20:50
Wilayah Luar Angkasa Sangat Luas Namun Kosong Tanpa Galaksi
ilustrasi(ESO)

DI luar angkasa yang luas dan gelap, terdapat area-area kosong yang bagaikan gurun Sahara, menjangkau ratusan juta tahun cahaya, hanya dihuni oleh atom hidrogen yang terasing atau sedikit radiasi. Inilah yang kita sebut sebagai kekosongan kosmik, yang suatu saat nanti akan semakin meluas dan menghabiskan seluruh alam semesta.

Agar bisa memahami fenomena kekosongan ini, kita perlu memiliki perspektif yang tepat. Ini berarti kita perlu melihat lebih jauh dari tata surya kita, melampaui galaksi Bima Sakti, dan menjelajahi semua kelompok serta gugusan yang membentuk lingkungan semesta kita.

Kita harus memperluas pandangan kita hingga mencakup seluruh galaksi, di mana masing-masing galaksi tersebut menjadi rumah bagi ratusan juta bintang, semua tampil dalam wujud titik-titik cahaya kecil.

Dalam skala kosmologis, kita mulai melihat munculnya struktur yang menakjubkan. Galaksi-galaksi di alam semesta tidak tersebar secara acak seperti garam di atas meja; sebaliknya, mereka membentuk pola besar yang merupakan salah satu keajaiban alam.

Kita bisa mengamati gugusan yang padat, yang menjadi tempat bagi ribuan galaksi, serta untaian panjang dan tipis yang menghubungkannya. Untaian-untaian ini berfungsi seperti jalan raya yang membentang di antara gugusan-gugusan, dengan ribuan galaksi terhampar di sepanjang jalannya. Di samping itu, untaian-untaian tersebut saling terikat membentuk dinding-dinding kosmik yang lebar dan megah.

Jaringan Kosmik

Kita menyebut keseluruhan ini sebagai "jaringan kosmik. " Jaringan ini terdiri dari galaksi-galaksi dengan cara yang mirip dengan bagaimana tubuh kita terbuat dari sel-sel mikroskopis. Namun, untuk menggambarkan model skala yang tepat dari jaringan kosmik, sel-sel ini harus seribu kali lebih kecil daripada ukuran sebenarnya.

Meski cahaya bintang dan galaksi dalam jaringan kosmik tampak mencolok, struktur ini justru menunjukkan batasan penguasa sejati kosmos: wilayah kosong yang berada di antara galaksi-galaksi tersebut. Kekosongan kosmik, yang pertama kali diidentifikasi pada awal tahun 1980-an, mendominasi volume alam semesta. Dengan kata lain, sebagian besar alam semesta kita benar-benar kosong.

Jika kita mau berusaha lebih keras, kita mungkin akan menemukan galaksi kerdil yang redup tersebar dalam kekosongan tersebut, serta lapisan tipis radiasi dan partikel yang senantiasa mendominasi kosmos. Namun, sejatinya kekosongan ini tidak memiliki struktur atau konsentrasi materi yang signifikan.

Benih dari kekosongan ini ditanam sejak awal mula alam semesta, bahkan sebelum bintang dan galaksi pertama muncul. Miliaran tahun lalu, materi di alam semesta kita hampir seragam, tanpa adanya variasi yang berarti dari satu tempat ke tempat lainnya.

Namun, terdapat perbedaan mikroskopis yang kecil dan acak, seperti satu per sejuta lebih banyak materi di satu lokasi, atau satu per sejuta lebih sedikit di lokasi lainnya.

Seiring bertambahnya usia alam semesta, perbedaan-perbedaan ini pun menonjol. Gravitasi, meskipun adalah gaya yang relatif lemah, berperan dengan sangat gigih dan sabar. Daerah-daerah dalam semesta yang memiliki keunggulan kecil dalam hal materi pun mengalami tarikan gravitasi yang sedikit lebih kuat.

Hal ini menyebabkan lebih banyak materi terakumulasi di daerah tersebut, sementara area sekitarnya menjadi semakin kosong. Ketika akumulasi materi bertambah, tarikan gravitasi ini semakin kuat, dan kekosongan di sekitarnya semakin meluas.

Selama ratusan juta tahun, jaring kosmik mulai terbentuk. Diawali dengan gumpalan-gumpalan kecil yang kemudian menyala sebagai bintang-bintang pertama; selanjutnya, galaksi-galaksi kecil muncul dan bersatu, membentuk gugusan galaksi yang besar, serta filamen dan dinding yang megah. (Popularmechanics/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya