Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian memberikan bocoran mengenai sistem baru Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang akan diganti menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) dan tetap menggunakan 4 jalur seleksi.
“Pak Menteri mempresentasikan, bahwa nanti istilahnya Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), dan ada empat jalur dalam sistem ini yaitu Jalur Domisili, Jalur Afirmasi, Jalur Prestasi , dan Jalur Mutasi. Masing-masing jalur di tiap satuan pendidikan, persentasenya berbeda-beda sesuai dengan karakter permasalahannya,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Jumat (24/1).
Lebih lanjut, Hetifah menambahkan bahwa Mendikdasmen menyampaikan sangat rinci dan mendetail, alasan perbedaan persentase dalam penerimaan siswa per satuan pendidikan, sesuai dengan karakter permasalahan yang ada selama ini di lapangan.
“Selain itu, Pak menteri juga mengatakan bahwa sistem ini juga akan fleksibel dilaksanakan di daerah, menyesuaikan dengan karakter permasalahan di daerah,” ujar Hetifah.
Menurutny, SPMB ini sesuai harapan Komisi X DPR RI yang sudah mengakomodasi permasalahan di lapangan. Harapannya, permasalahan yang selama ini terjadi, baik itu adanya kecurangan atau penyalahgunaan alamat domisili, masalah daya tampung dan persebaran sekolah dan lainnya mulai dapat diatasi.
“Mudah-mudahan SPMB nanti dapat diterapkan dengan lebih baik dari PPBD. Kami akan memantau terus dan meminta kementerian dan pemerintah untuk selalu mengevaluasi dan mendapat solusi jika masih ada kendala,” tegasnya.
Konsep SPMB sendiri dikatakan sudah disampaikan kepada Komisi X DPR RI pada 22 Januari 2025 lalu secara tertutup.
“Mohon maaf rapatnya tertutup karena ada hal-hal lain yang juga dibahas dan mengandung informasi yang belum siap untuk dipublikasikan ke publik, yaitu skema program dan anggaran yang masih dalam tahap pematangan,” jelas Hetifah. (H-2)
Perempuan harus mengambil peran dalam inovasi untuk kemajuan bangsa dan masa depan dengan berperan pada pendidikan profesi.
Mulai tahun 2025, akan diberlakukan pengelolaan kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas yang lebih simpel, tidak ribet, dan tidak perlu ribut.
Jajaran guru perlu menguatkan pendidikan karakter agar siswa kuat menghadapi ancaman bahaya narkotika, judi online, pornografi, bullying dan lain lain.
Kegiatan ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kemendikdasmen, yaitu Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial atau Koding dan KA.
Mereka adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti; Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro; dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Unifah yang juga Guru Besar UNJ ini mengusulkan evaluasi kurikulum diperlukan menyeluruh untuk memperbaiki kekurangan tanpa harus mengganti substansi kurikulum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved