Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
CERITA ini dimulai dengan tingkah gadis kecil yang suka hal baru, selalu ingin tahu, kritis, dan cerdas. Sengaja tidak diperkenalkan nama gadis itu sedari awal. Barulah pada beberapa halaman sesudahnya, gadis kecil itu disebut namanya, Ni Mas Ratu Retna Kencana.
Siapa sangka gadis itulah yang nantinya membuat gentar bangsa Portugis di Malaka. Ia dengan gagah berani menantang keangkuhan penjajahan dan melawan ketidakadilan.
Ya, memang itulah sosok kunci dalam novel berjudul Ratu Kalinyamat: Laksamana yang Disegani Portugis karya Setyo Wardoyo. Novel setebal hampir 500 halaman itu membawa pembaca untuk kembali mengenang perempuan hebat yang mampu memikul tanggung jawab besar sebagai pemimpin.
Sedari awal, penulis tampaknya sengaja tidak langsung membahas sosok Ratu Kalinyamat karena nama itu ialah gelar ketika Retna Kencana memimpin Jepara. Sebaliknya, pembaca akan diajak mengenal latar kejadian besar di zaman itu. Bab satu, misalnya, mengenalkan kepada pembaca Pangeran Sabrang Lor atau Pati Unus, seorang raja yang berani menyerbu bangsa Peranggi (Portugis) di Malaka.
Seusai diceritakan sedikit tentang sosok inti, penulis mulai membahas beberapa sosok kunci dalam lingkaran Retna Kencana. Satu per satu tokoh kunci diperkenalkan, termasuk Pati Unus, Sultan Trenggana, dan Adipati Surawiyata. Pada bab-bab awal, pembaca akan sedikit bertemu dengan sosok Ratu Kalinyamat. Kemudian muncullah sosok Toyib di bab berikutnya. Pria itu nantinya yang akan menjadi suami Retna Kencana dan mendapati gelar Pangeran Hadirin yang berkuasa di Kadipaten Jepara.
Tidak ada pemimpin besar yang muncul dari antah-berantah. Dia selalu punya masa lalu dan proses hidup yang sering kali menyedihkan. Begitu pun Retna Kencana, ia tumbuh di tengah pergolakan perebutan kekuasaan di Kasultanan Demak. Konflik bermula ketika muncul niat pembunuhan terhadap Raden Kikin atau Surawiyata oleh Raden Mukmin. Sungai Tuntang menjadi saksi atas ayah Arya Penangsang yang melepas nyawa akibat keris pusaka Kyai Setan Kober.
Dendam Arya Penangsang itulah yang kemudian membuka lembaran cerita berdarah berikutnya hingga meminta korban dari pihak Kalinyamat. Seusai kematian Pangeran Hadirin, Retna Kencana bersumpah tidak akan kembali bertapa sebelum Arya Penangsang mati.
"Setelah aku keramas darah Penangsang!" begitu kalimat untuk menggambar betapa kekesalan dan kebencian Retna Kencana.
Ia kemudian meminta bantuan pada Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang kemudian mengutus Ki Ageng Pamanahan. Seusai kematian Arya Penangsang, barulah babak baru perjuangan Retna Kencana dimulai. Ratu Kalinyamat menata Jepara hingga menjadi daerah yang makmur.
Lebih dari separuh novel itu memberikan landasan yang cukup untuk mengantarkan pembaca memahami situasi politik pada masa itu, sekaligus membawa pemahaman atas pilihan sikap Ratu Kalinyamat.
Pada bab ke-16 Ngluruk ke Malaka, pembaca akan mendapati Ratu Kalinyamat yang seolah menjadi pribadi baru. Seorang ratu yang teramat disegani dan dihormati sekaligus dicintai. Ia muncul sebagai sosok yang tegas dan setia pada visi untuk mengusir penjajah. Ia tidak bisa dibeli atau dibujuk dengan hadiah. Tidak mempan pula diancam.
Lawannya dari bangsa Portugis pun mengakuinya.
"Rainha de Japara, senhora poderosa e rica!" Ratu Jepara yang kaya dan berkuasa.
Narasi sejarah
Sejarah tidak memiliki wajah tunggal. Selalu ada nada sumbang dalam setiap pelaguan sejarah. Itulah yang menjadi tantangan tersendiri ketika menulis karya sastra, utamanya novel, yang mengambil basis dari narasi sejarah.
Untungnya, novel itu tidak mengambil peran sebagai pembanding. Dengan cerdik, penulis bermain-main dalam pengaluran yang apik. Ia tampaknya memang sengaja tidak keluar dari pakem.
Apakah hal itu membuatnya terkekang? Dalam novel itu, sama sekali tidak. Justru ia memanfaatkan pakem sebagai garis aman. Novel itu cukup untuk mengeksplorasi setiap kejadian simpul dari setiap bagian. Lembar demi lembar akan membawa pembaca menjelajah setiap penggambaran adegan dengan detail menakjubkan.
Pembaca akan dibuat terbelalak untuk paham bagaimana Jepara menjadi kekuatan maritim besar yang mampu menggoyang benteng A Famosa di Malaka. Akan ada banyak istilah asing dari bahasa Portugis dan Jawa kuno yang semakin membumbui adegan penyerangan itu. Jangan khawatir, pembaca tidak akan kesulitan mengikuti dialog dalam novel karena setiap istilah akan disertai penjelasan.
Salah satu kekuatan novel itu ialah mampu memunculkan theater of mind. Pembaca akan menemukan gambaran adegan yang hidup, utamanya di bagian terakhir saat Ratu Kalinyamat menyerang benteng Portugis di Malaka. Penulis dengan jeli menghidupkan setiap detail pertempuran. Dari formasi pasukan tempur, strategi perang, hingga pengkhianatan.
Justru kemampuan penulis untuk menghidupkan adegan pertempuran menjadi roh novel itu. Mulai adegan Sungai Tuntang hingga pertempuran di Malaka. Puncaknya ialah gelar pasukan maritim yang dikemas apik. Pertempuran laut itu terasa begitu nyata, pemilihan dan jalinan kata menjadikan pertempuran itu serasa benar terjadi di benak pembaca.
Lembar demi lembar tidak akan berasa lama untuk memahami penanda seorang perempuan besar Ratu Kalinyamat yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 6 November 2023.
Ratu Kalinyamat: Laksamana yang Disegani Portugis merupakan novel fiksi sejarah kedua karya Setyo Wardoyo. Sebelumnya, ada The Rise of Majapahit yang meraih bestseller hingga cetakan ke-3 dan cetakan ke-4 buku itu akan terbit pada April 2025. Setyo juga tercatat menulis buku Gajah Menari: Antologi Puisi Keindahan. Kendati itu ialah kisah perjalanan perempuan penguasa Samudra asal Jepara pada abad XVI, penulis harus bekerja keras menapak tilas di Jepara, Kudus, Demak, Pati, Blora, dan lain-lain. (M-2)
Detail Buku
Judul: Ratu Kalinyamat: Laksamana yang Disegani Portugis
Penulis: Setyo Wardoyo
Terbit: Desember 2024
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
Halaman: 496
Berbagai langkah kreatif harus terus diupayakan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki bangsa ini kepada generasi penerus.
Upaya untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat kepada generasi muda merupakan pekerjaan rumah yang harus dituntaskan bersama.
Gambaran sendratari Ratu Kalinyamat yang dibawakan merupakan bentuk penghormatan masyarakat Kabupaten Jepara atas semangat perjuangan Ratu Kalinyamat melawan bangsa Portugis.
GELAR Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat merupakan buah dari kolaborasi kuat semua pihak yang berjuang tanpa lelah untuk mengangkat nilai-nilai perjuangan Ratu Jepara itu.
Sepak terjang Ratu Kalinyamat sebagai pejuang anti-kolonialisme harus menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved