Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Mantan Menlu RI Hassan Wirajuda Dilantik Menjadi Rektor Universitas Prasetiya Mulya

Syarief Oebaidillah
08/1/2025 21:05
Mantan Menlu RI Hassan Wirajuda Dilantik Menjadi Rektor Universitas Prasetiya Mulya
Ilustrasi(MI/SYARIEF OEBAIDILLAH)

Dr. Hassan Wirajuda, mantan Menteri Luar Negeri R.I. resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Prasetiya Mulya (UPM) periode 2025-2028. Pelantikan digelar di kampus UPM BSD City Tangsel,Banten ,Rabu ( 8/1) dipimpin Ketua Pengurus Yayasan Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Djisman Simanjuntak.

Sebagai Rektor baru, Dr. Hassan Wirajuda menggantikan Prof. Dr. Djisman Simanjuntak, yang mengakhiri tugasnya sebagai Rektor 
UPM periode 2016-2024. Turut dilantik Wakil Rektor UPM, Fathony Rahman, DBA,Co-Provost 1,  Dr. rer. pol Christiana Yosevina; Co-Provost 2,  Stevanus Wisnu Wjaya, Ph.D.

Acara pelantikan dihadiri Prof. Dr. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Bidang Sains dan Teknologi,Duta Besar Arrmanatha Christiawan Nasir, Wakil Menteri Luar Negeri serta Jusuf Wanandi, Wakil Pembina Yayasan Prasetiya Mulya, Harry Tjan Silalahi, 
 Prof. Dr. Djisman Simandjuntak dan Dr. Edwind. A. Satyabrata selaku Ketua dan Wakil Pengurus Yayasan.

Juga hadir beberapa Duta Besar diantaranya, Duta Besar Umar Hadi, Dirjen Amerika dan Eropa,Duta Besar Djauhari Oratmangun, selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok,. Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja, Executive Director ASEAN Institute for Peace and Reconciliation, Tri Munanto SE M.Ak, Kepala Bagian Umum LLDIKTI III mewakii Kepala LL Dikti III Prof Toni Toharudin.

Dalam sambutannya, Djisman Simanjuntak mengutarakan  “Prasetiya Mulya  merupakan kampus yang didirikan sejumlah pengusaha ,akademisi dan aktivis yang bertujuan memajukan pendidikan dan menjaga pluralisme. 'Selamat datang di kampus pluralisme," tegas Djisman. 

Pihaknya juga berkomitmen untuk kemajuan Indonesia dengan membentuk fondasi segitiga kewirausahaan yakni universitas, bisnis, dan negara  yang berjiwa kewirausahaan dan mendorong inovasi yang terkristalisasi ke depan.

Pada kesempatan sama, Wamendikti Stella Christie mengutarakan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di antaranya tergantung oleh pendidikan serta para individunya. Hemat Stella,  keberhasilan sebuah universitas di berbagai negara dalam mencetak SDM unggul juga tergantung pada manajemen dan kepemimpinan atau leadership oleh Rektor dan timnya.

"Nah capaian Prof Djisman selama ini memimpin UPM serta pengalaman memimpin sebagai mantan Menlu dan lainya oleh pak Hasan ,kedua tokoh ini tidak kita ragukan lagi. Jadi kita tunggu gebrakannya dan inovasinya melanjutkan kepemimpinan UPM," tandas Stella.

Mohon Doa

Rektor Hassan Wirajuda pada sambutannya memohon doa dan dukungan atas kepercayaan dan amanah menjadi Rektor UPM.  "Saya  mohon doa untuk menjadikan UPM  maju dan unggul.Namun mengutip falsafah Jawa  bahwa kehidupan ibarat roda pedati yang berputar,saat berada di atas kita jangan sombong karena pada gilirannya kita juga akan berada di bawah," cetus Hassan.

Ia mengingatkan panjang lebar beragam konflik sejumlah negara yang terjadi dunia saat ini untuk diwaspadai dan dicermati. "Yang jelas kondisi dunia saat ini tidak baik baik saja,situasi yang chaotik dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, juga di Timur Tengah. Selain itu ancaman perubahan iklim atau climate change juga perubahan kepemimpinan baru di Amerika dengan presiden baru Trump," cetusnya.

Ditengah gejolak  politik yang terjadi itu, Hassan mengutarakan patut disyukuri situasi dan kondisi  negara negara di Asia Timur masih cukup aman dan damai.

Karena itu, Hassan mengingatkan jika selama ini kiblat pendidikan masih tertuju ke Eropa dan Amerika maka perlu menengok ke Asia Timur..
"Jadi UPM  akan bangun Pusat Studi Asia Timur bekerjasama dengan berbagai lembaga terkait.UPM akan menjadi pelopor," pungkasnya.

Sekilas tentang Hassan Wirajuda sebetulnya bukan orang baru di lingkungan UPM. Sejak 2021 ikut mendirikan dan menjadi Kepala Pusat Studi Kebangsaan Indonesia (PSKI) dan sejak 2022 ia juga menjadi Dekan Sekolah Hukum dan Studi Internasional (SHSI) UPM.

Agak tidak biasa seorang mantan diplomat profesional dan Menteri Luar Negeri menjadi pimpinan universitas. Di dalam dan di luar negeri ia dikenal luas sebagai diplomat-cendekia (diplomat - cum-scholar) dan karena itu dekat dengan dunia kampus dan think-tanks. Juga 
perhatiannya yang besar pada dunia pendidikan, DNA yang mengalir dari ayahnya yang seorang guru. 

Menyandang sederet gelar akademik, ia mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Oxford University Foreign Service Program, Fletcher School of Law and Diplomacy dan Harvard University Law School. Ia meraih gelar Doctor of Juridical Science (S.J.D) di bidang Hukum Internasional pada University of Virginia Law School.

Dr. Wirajuda memperoleh tiga bintang dan tanda jasa tertinggi: Mahaputra Adipradana dari Presiden Indonesia S.B. Yudhoyono, Bintang Order of Sikatuna dari Presiden Filipina Aroyo Macapagal dan The Grand Cordon of the Order of the Rising Sun dari Kaisar Naruhito, Jepang.

Dengan kekayaan pengalamannya di pemerintahan, hubungan internasional dan eksposur yang luas di dunia akademik, Dr. Hassan Wirajuda berkomitmen memberi warna baru dalam mendekatkan dunia perguruan tinggi dengan dunia praktik, memperkuat jaringan serta kerja 
sama dengan universitas dan lembaga pendidikan dan riset di dalam maupun luar negeri. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik