Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Edukasi Masyarakat untuk Beralih dari Susu Bubuk ke Susu Segar

Syarief Oebaidillah
29/12/2024 18:22
Edukasi Masyarakat untuk Beralih dari Susu Bubuk ke Susu Segar
Vini Dharmawan(Dok Global Farming Technology Co Ltd-China)

KONSUMSI susu kerap kali digaungkan seiring dengan program makan bergizi gratis. Polemik sempat mengemuka yakni dari mana produk susu yang akan diberikan, dan apakah produksi susu (sapi) Indonesia mencukupi kebutuhan tersebut. Vini Dharmawan, Founder & CEO of Global Farming Technology Co Ltd-China yang merupakan pelaku dan pakar di bidang peternakan ikut angkat suara terkait industri susu di Indonesia.

"Industri susu adalah perpaduan industri protein hewani yakni susu dan daging sapi yang merupakan industri daur ulang dan berkelanjutan," kata Vini dalam keterangan resmi yang diterima hari ini.

Menurutnya, Indonesia perlu mengembangkan industri peternakan sapi perah lokal sebagai upaya mencapai kedaulatan dan keamanan pangan serta mengendalikan sumber protein bagi kesehatan nasional

Selain itu, ada ancaman fluktuasi harga susu dan daging sapi dunia serta ancaman wabah penyakit yang mengganggu pasokan. "Indonesia memiliki banyak lahan tidur yang dapat dimanfaatkan dan juga mudah mendapat pakan ternak dari hasil samping pertanian. Industri ini juga menyediakan energi hijau dengan memanfaatkan biogas yang dihasilkan dari kotoran hewan," kata Vini.

Ia menambahkan, pengembangan industri peternakan sapi perah lokal akan mempercepat swasembada yakni daging sapi sesuai target Presiden Prabowo dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Indonesia, kata Vini, dapat mengembangkan industri peternakan sapi perah asalkan ada subsidi harga susu pada tahap awal pengembangan industri. "Jika diperlukan, bebaskan PPn untuk produk susu dan daging sapi yang diproduksi peternakan lokal,"ujarnya.

Selain itu, pembebasan pajak badan untuk industri peternakan serta subsidi sapi perah bakal atau sapi betina. Langkah lain, meningkatkan akses terhadap sumber daya alam dan mengalihkan “Keuntungan” susu bubuk impor untuk berinvestasi dan mengembangkan peternakan sapi perah lokal.

Peternak, lanjutnya, perlu perlindungan Undang-undang sebagai garda terdepan pemasok susu dalam menyeimbangkan permintaan dan pasokan. Agar dapat bertahan, pemerintah perlu melindungi peternak lokal dengan menerapkan hambatan teknis dalam perdagangan (untuk produk susu dan daging sapi impor).

"Pemerintah perlu melakukan edukasi dan sosialisasi masyarakat untuk konsumsi susu segar sebagai pengganti susu bubuk. Di sisi lain, perlu pendanaan yang dapat diakses dari bank lokal dan bursa efek," kata dia. 

Vini juga menyampaikan rekomendasi terkait pembangunan industri protein hewani di Indonesia. "Siapkan “Departemen & Instansi Independen (Desk)” yang berfokus pada pengembangan industri Protein (Susu & Daging) yang tidak perlu birokrasi ruwet," kata dia.

Selain itu, lakukan desentralisasi kebijakan investasi pada industri protein serta menetapkan kebijakan harga susu dan daging sapi di jenjang regional dan nasional. Menurutnya, diperlukan Kebijakan Quota System untuk memonitor permintaan dan penawaran. 

"Libatkan tenaga ahli global untuk berkontribusi dalam pengembangan industri terkait serta industri keuangan, asuransi dan pasar uang sebagai fasilitas pendanaan," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya