Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
EDUKASI kebencanaan sejak dini kepada masyarakat harus menjadi bagian penting dalam proses pendidikan mengingat Indonesia merupakan wilayah yang dikelilingi rangkaian gunung berapi yang berpotensi memicu bencana alam.
"Kepedulian terhadap potensi bencana di lingkungan kita masing-masing harus konsisten dibangun melalui edukasi sejak dini terhadap kebencanaan kepada masyarakat," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/12).
Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan pada 2021 terjadi sebanyak 4.042 kali bencana dan 2022 tercatat 3.544 kali. Lalu, pada 2023 mencapai 5.400 kali bencana dan sampai dengan September 2024 tercatat 1.300 bencana. Berdasarkan catatan tersebut rata-rata terjadi 10 kali bencana per hari di Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, menurut Lestari, terkait kebencanaan dan cara menyikapinya harus menjadi pengetahuan setiap masyarakat Indonesia.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat, langkah mitigasi bencana harus menjadi kepedulian para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah.
Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, sejumlah penanganan yang dilakukan terhadap bencana alam yang pernah terjadi seperti bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 2024 dan gempa bumi dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018 harus menjadi pelajaran dalam memitigasi sejumlah potensi bencana alam di lingkungan kita.
Menurut Rerie, upaya menyosialisasikan sejumlah informasi terkait upaya mengantisipasi berbagai potensi bencana alam di tanah air harus menjadi bagian dari edukasi kebencanaan yang lebih luas kepada masyarakat.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar kepedulian semua pihak terhadap berbagai upaya antisipasi dan pencegahan terhadap dampak bencana harus konsisten ditingkatkan.
Sehingga, tegas Rerie, masyarakat dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik untuk mewujudkan cita-cita bersama, meski di tengah kondisi lingkungan yang rawan bencana. (*/Z-2)
Tagana bekerja sama dengan BBPPKS Banjarmasin telah membuat program Tagana masuk sekolah untuk semua sekolah rakyat di Kalsel.
Edukasi soal isu-isu kebencanaan merupakan bagian dari mitigasi bencana. Apalagi Indonesia berada di cincin api sehingga berbagai bencana tak bisa terelakkan.
Aktor respons bukan hanya para pegiat kemanusiaan, tetapi para pelaku usaha berperan penting untuk hadir memulihkan kehidupan masyarakat saat dan pasca bencana.
Penguatan AMPD ini selaras dengan Flagship KITATANGGUH yang tengah dikembangkan Kemenko PMK.
Peralatan penanggulangan bencana masih terus disiapkan.
Ke-65 titik itu tersebar di 28 desa/kelurahan yang ada di 11 kecamatan. 33 di antaranya adalah bencana banjir, 15 bencana longsor dan 17 titik bencana angin kencang.
BMKG mengimbau warga di sembilan kabupaten/kota di Sulawesi Utara mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga 12 Agustus 2025.
HUJAN deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah, mengakibatan sejumlah bencana pada Minggu malam (3/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved