Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
DUDUK adalah posisi tubuh yang dilakukan dengan cara menurunkan tubuh bagian bawah (pantat) ke permukaan yang lebih rendah, seperti kursi, sofa, atau lantai, sehingga tubuh tidak berdiri atau berbaring.
Posisi duduk memungkinkan seseorang untuk bertumpu pada bokong dan punggung bagian bawah, sementara tubuh bagian atas tetap tegak atau sedikit condong ke depan atau belakang, tergantung pada postur yang diambil.
Terlalu lama duduk, terutama dalam posisi yang tidak ergonomis atau tanpa gerakan, dapat memiliki dampak negatif bagi kesehatan tubuh.
Duduk terlalu lama dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, seperti punggung bungkuk atau bahu yang terkulai. Hal ini bisa menyebabkan nyeri pada leher, punggung, dan bahu, serta masalah jangka panjang pada tulang belakang.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terlalu lama duduk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, karena sirkulasi darah yang terhambat dan pengurangan aktivitas fisik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan jantung.
Duduk terlalu lama dapat mengurangi pembakaran kalori, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan berisiko menyebabkan obesitas. Aktivitas fisik yang minim berkontribusi pada penumpukan lemak tubuh.
Terlalu lama duduk dapat berhubungan dengan peningkatan stres, kecemasan, dan depresi. Aktivitas fisik yang rendah dapat memengaruhi suasana hati dan tingkat energi secara keseluruhan.
Duduk dalam waktu lama dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar gula darah, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Hal ini terjadi karena tubuh tidak membakar glukosa secara efektif tanpa aktivitas fisik.
Duduk terlalu lama dapat menghambat aliran darah ke bagian bawah tubuh, yang berisiko menyebabkan pembekuan darah dan masalah sirkulasi, seperti varises dan deep vein thrombosis (DVT).
Otot-otot tubuh yang jarang digunakan selama duduk dapat menjadi lemah dan kaku, terutama otot inti dan kaki. Hal ini dapat mengurangi fleksibilitas dan kekuatan tubuh secara keseluruhan.
Duduk terlalu lama dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit, karena pergerakan tubuh yang terbatas mengurangi aliran darah ke saluran pencernaan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlalu lama duduk berhubungan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar dan payudara, karena pengurangan aktivitas fisik yang penting untuk metabolisme tubuh.
Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot pinggul dan mengurangi fleksibilitas sendi pinggul. Kondisi ini bisa memperburuk nyeri pinggul dan meningkatkan risiko cedera pada sendi.
Ketegangan pada otot-otot tertentu yang terus-menerus ditekankan saat duduk dapat menyebabkan kram otot, terutama pada otot punggung dan kaki.
Jika Anda duduk lama di depan layar komputer atau perangkat elektronik lainnya, Anda berisiko mengalami masalah mata seperti mata kering, kelelahan mata, atau penglihatan kabur (sering disebut sebagai computer vision syndrome atau digital eye strain).
Dengan melakukan perubahan sederhana ini, Anda dapat mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kebiasaan duduk terlalu lama. (Z-12)
Diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Penderita diabetes tipe 1 perlu menjalani pengobatan dengan suntikan insulin, sedangkan individu dengan diabetes tipe 2
Pre-diabetes merupakan kondisi medis ketika kadar gula dalam darah melebihi batas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Pre-diabetes sering tak disadari karena gejalanya samar. Pemeriksaan gula darah rutin dan perubahan gaya hidup sehat penting untuk mencegah diabetes tipe 2.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Diabetes melitus tipe 2 pada lansia kerap muncul tanpa tanda-tanda yang mencolok, meskipun akibatnya bisa sangat mengkhawatirkan.
Diabetes tipe 2 sering dipicu oleh pola makan tidak sehat dan gaya hidup sedentari. Temukan cara mencegahnya dengan kebiasaan sehat.
MENGONSUMSI ayam secara teratur dapat menggandakan risiko kematian akibat 11 jenis kanker yang berbeda, termasuk kanker usus dan lambung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved