Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BU, satu kata yang bermakna mendalam bagi setiap orang. Sosok yang mengandung, melahirkan, merawat, dan mendidik kita dengan penuh kasih sayang tanpa pamrih. Namun setiap daerah memiliki panggilan yang berbeda-beda untuk ibu.
Di Indonesia, keanekaragaman budaya juga tercermin dalam sebutan-sebutan untuk ibu yang unik dan penuh makna, yang memperlihatkan bagaimana masyarakat setiap daerah memuliakan sosok ibu.
Di tanah Sunda khususnya di Jawa Barat, ibu sering dipanggil dengan sebutan Ambu atau Emak. Sebutan ini terasa sangat hangat dan penuh keakraban, mengingatkan kita pada kearifan lokal dan ikatan yang kuat dalam keluarga. Selain itu, Indung juga adalah kata lain yang digunakan untuk menyebut ibu dalam bahasa Sunda.
Masyarakat Betawi terutama yang lebih tua, sering menyebut ibu dengan sebutan Enyak. Walaupun penggunaan kata ini mulai jarang terdengar di kalangan generasi muda. Panggilan Enyak tetap mengandung ciri khas logat Betawi yang nyablak dan khas.
Di Papua, ibu disebut dengan panggilan Mace. Meskipun terdengar berbeda dari panggilan ibu di daerah lain, Mace tetap menggambarkan kedekatan dan penghormatan yang tinggi terhadap sosok ibu. Seperti halnya di daerah lain, peran ibu di Papua sangat penting dalam menjaga dan merawat keluarga, serta membimbing anak-anak mereka.
Di Jawa Timur dan Jawa Tengah, ibu lebih akrab dipanggil dengan sebutan Mbok, Bu’e, atau Biyung. Panggilan ini masih banyak digunakan hingga saat ini, membawa nuansa keakraban dan penghormatan terhadap sosok ibu yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Di Bali, ada sebutan Biyang atau Meme untuk ibu. Dalam bahasa Bali halus, tu biang atau biang merujuk pada ibu, sementara dalam bahasa Bali biasa, kata yang digunakan adalah Meme. Sebutan ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Bali, terutama bagi mereka yang berasal dari kasta triwangsa.
Di Palembang, ibu biasa dipanggil dengan sebutan Ebok atau Emek. Kata ini membawa nuansa lembut dan akrab, mencerminkan hubungan yang erat antara ibu dan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi masyarakat Batak Karo di Sumatra Utara, ibu sering dipanggil Nande. Dalam tradisi Batak, ibu adalah figur yang sangat dihormati, dan panggilan Nande merupakan salah satu cara untuk menunjukkan penghargaan dan cinta kepada ibu.
Di Sulawesi Selatan, tepatnya di Makassar dan suku Bugis, ibu sering dipanggil dengan sebutan Anrong.
Di Sumatra Barat, ibu dikenal dengan sebutan Amak, Bundo, atau Mandeh. Panggilan ini memiliki nuansa kehangatan yang mendalam dan penuh kasih sayang, mencerminkan kedekatan yang terjalin erat dalam keluarga masyarakat Minang. Sebutan-sebutan ini menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap ibu sebagai pemimpin dalam keluarga.
Di Lombok, ibu biasa dipanggil dengan sebutan Inaq. Dalam budaya Sasak, peran ibu sangat besar dalam kehidupan keluarga. Inaq menjadi panggilan yang mewakili penghormatan terhadap ibu.
Di Aceh, ibu disebut dengan sebutan Ine. Seperti halnya di daerah lain, panggilan ini digunakan menunjukkan kedekatan dan rasa sayang yang mendalam kepada ibu.
Di Madura, ibu sering dipanggil dengan sebutan Ebo atau Ebhu. Panggilan ini membawa nuansa kehangatan dan penghormatan yang khas dari budaya Madura.
Setiap daerah memiliki panggilan Ibu yang berbeda-beda. Satu hal yang pasti sebutan itu mengandung rasa cinta, penghargaan, dan kasih sayang yang tak terhingga. (Berbagai sumber/Z-3)
SEJUMLAH selebritas seperti Maudy Koesnaedi, Ira Wibowo, dan Dewi Gita akan pentas dalam pagelaran Wayang Orang Gatotkaca pada 20 Juli di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta Pusat.
Tradisi ini merupakan wujud nyata ungkapan rasa syukur masyarakat Lembur Sawah kepada Sang Maha Pencipta atas limpahan rezeki dan kesuburan tanah.
"Cukup hati-hati mungkin dalam penulisan masalah budaya aja, lebih-lebih ke takut ke arah sana, takut ada yang melampaui batas,"
SRI Sultan Hamengku Buwono X turut hadir dalam acara resepsi pernikahan Stevi Harman dan Mario Pranda yang digelar di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan.
Tradisi Pehcun yang identik dengan telur berdiri ini, dikemas dalam Event Pasir Padi di ikuti ratusan peserta. Pihak panitia menyediakan 3.500 butir hingga 4.000 butir telur ayam.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved