Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERNAHKAH Anda membayangkan betapa banyak hal yang harus dihadapi seorang Ibu dalam sehari? Mulai dari menyiapkan sarapan, mengantar anak ke sekolah, hingga pekerjaan rumah, semuanya dilakukan dengan penuh cinta.
Peran Ibu dalam keluarga tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah pilar utama yang memastikan rumah tangga berjalan harmonis, anak-anak tumbuh dengan baik, dan kebutuhan keluarga terpenuhi.
Di balik senyum, para Ibu sering kali menghadapi berbagai tantangan yang bisa berdampak pada fisik, mental, dan emosional mereka. Jadi, apa saja yang kerap dihadapi para ibu dalam keseharian mereka? Simak penjelasan berikut ini:
Sering kali kita mendengar seorang Ibu selalu mengalami kekerasan. Kekerasan fisik, verbal, maupun emosional kerap membuat ibu terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Banyak yang memilih diam karena takut akan stigma sosial atau khawatir anak-anak mereka akan kehilangan sosok ayah.
Dampak dari KDRT terhadap Ibu sangat besar, baik secara fisik maupun emosional. Selain itu, KDRT juga berpotensi berdampak buruk pada anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan, karena mereka dapat meniru perilaku atau mengalami trauma emosional yang sama.
Kehamilan sering kali disertai dengan perubahan emosi yang fluktuatif, di mana banyak Ibu mengalami kecemasan atau depresi. Perasaan tersebut bisa dipicu perubahan hormon, rasa takut menghadapi persalinan, atau kekhawatiran mengenai apa yang akan terjadi di masa depan.
Terlebih ibu yang pertama kali memiliki anak. Sekitar 27% ibu baru dan calon ibu mengalami kurang paham masalah kesehatan mental setelah kelahiran. Jika tidak segera ditangani, akan berdampak padah ibu, anak dan keluarga.
Banyak Ibu saat ini menjalani peran ganda sebagai Ibu rumah tangga dan pekerja. Tantangan menyeimbangkan pekerjaan di luar rumah dengan tanggung jawab di rumah sering kali menjadi sumber tekanan. Tidak sedikit Ibu yang merasa kewalahan karena harus membagi waktu antara pekerjaan profesional dan kebutuhan keluarga, termasuk mendidik anak.
Ibu, terutama yang baru saja melahirkan atau yang sedang menjalani peran sebagai orangtua, sering kali menghadapi berbagai keluhan kesehatan, baik fisik maupun mental. Salah satu keluhan fisik yang paling umum dialami Ibu setelah melahirkan.
Selain keluhan fisik, banyak juga yang mengalami masalah kesehatan mental, terutama setelah melahirkan. Salah satu kondisi yang sering terjadi adalah baby blues, sebuah kondisi sementara yang terjadi beberapa hari setelah melahirkan, di mana Ibu merasa cemas, mudah tersinggung, atau sedih tanpa alasan yang jelas.
Perasaan bersalah yang sering dialami Ibu adalah kondisi emosional yang umum, terutama dalam menjalani peran sebagai orangtua. Banyak Ibu merasa bersalah atas berbagai alasan, baik terkait dengan keputusan yang mereka buat dalam mengasuh anak maupun perasaan mereka tidak cukup baik atau tidak memenuhi harapan yang mereka tetapkan sendiri.
Perasaan bersalah yang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Ibu, menyebabkan kecemasan, depresi, atau stres berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk memahami perasaan tersebut adalah hal yang normal dan mereka tidak perlu memenuhi standar yang tidak realistis.
Mendapatkan dukungan dari pasangan, keluarga, teman, agar bisa membantu untuk lebih menerima diri mereka sendiri dan menyadari menjadi Ibu yang baik tidak berarti harus sempurna. (Berbagai sumber/Z-3)
Angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (RUU KIA) telah disahkan menjadi undang-undang (UU) oleh DPR.
Ikatan batin antara seorang ibu dan anak harus dioptimalkan, terutama di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Ibu yang mengalami baby blues diminta berusaha mengungkapkan emosi yang dirasakan kepada pasangan maupun orang-orang terdekat agar bisa segera mengatasi masalah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved