Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Busana Biyan A Chromatic Reverie: Warisan yang Menyala dalam Warna dan Emosi

Nike Amelia Sari
30/7/2025 23:15
Busana Biyan A Chromatic Reverie: Warisan yang Menyala dalam Warna dan Emosi
Koleksi bertajuk A Chromatic Reverie(MI/Nike Amelia Sari)

BENANG emas menjalar berliku di atas kain yang dijahit dan tertata rapi, memberikan nuansa yang mewah dan indah pada busana. Alur benang emas yang berliku-liku itu ada pada atasan kemeja berwarna emas dan hitam. Lalu dipadukan dengan celana panjang longgar yang berkilau. 

Ada pula gaun bernuansa glamor, setelan jas wanita, atasan dan bawahan dengan bermacam gaya yang stylish, yang mudah dipadupadankan dengan busana lainnya. Tak hanya busana wanita, ada busana pria yang tak kalah menarik dan memukau.

Salah satunya ialah setelan jas berwarna krem dengan benang berwarna senada berliku-liku membentuk corak pada jas. Corak jas bermotif menimbulkan kesan semi formal, cocok untuk acara yang tidak terlalu kaku namun tetap membutuhkan sentuhan rapi.

Koleksi busana ini merupakan studi tentang kontras dan emosi di mana pakaian berbisik dalam warna ungu muda, menyala dalam warna safron, dan bernapas dalam-dalam dalam warna zamrud dan biru tua. 

Koleksi rancangan tersebut merupakan koleksi dari desainer Tanah Air, Biyan. Koleksi bertajuk A Chromatic Reverie ini ditampilkan di panggung peragaan busana tunggal Biyan untuk koleksi Spring Summer 2026 yang digelar di Intercontinental Jakarta, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (30/7).

A Chromatic Reverie merupakan sebuah koleksi yang dibentuk oleh kemegahan warisan kerajaan dan kekuatan hening dari tradisi budaya Indonesia. Benang-benang emas mengalir di tiap helai busana seperti kenangan leluhur, terjalin bukan hanya dalam kain, tetapi juga melintasi waktu. Setiap tampilan membangkitkan rasa nostalgia.

Detail Koleksi

Koleksi yang terdiri dari 115 looks tersebut menafsirkan ulang tradisi melalui lensa modern. Dengan mengacu pada lekuk anggun khas Art Nouveau, koleksi ini menggantikan struktur yang kaku dengan geometri lembut nan organik, sulur botani, motif besi tempa, dan siluet mengalir yang mengaburkan batas antara alam dan arsitektur.

Tekstur busana yang terinspirasi shibori menambahkan efek tie-dye pada palet warna yang berubah dari warna yang kalem menjadi cerah yaitu warna ungu tua, lilac lembut, safron cerah, zaitun, tembaga, dan emas.

Koleksi busana Biyan ini dihiasi dengan hiasan berlapis seperti kristal, manik-manik, tali makrame, aksen logam, dan sulaman emas yang rumit. Setiap detail dikerjakan dengan tangan secara rapi.

Siluet-siluet busana dalam koleksi ini bervariasi, mulai dari potongan tajam bergaya tailoring yang mengacu pada busana yang dibuat dengan teknik jahit presisi dan tegas, seperti jas atau blazer. 

Selain itu, draperi yang berbentuk seperti pahatan hadir dengan gaya busana dengan lipatan kain yang mengalir atau membentuk lekuk, seolah-olah seperti pahatan seni. Gaya ini lebih lembut, feminin, dan artistik, menciptakan kesan elegan dan dinamis.

Bahan yang digunakan meliputi sutra, taffeta, beludru, lamé jacquard, renda Prancis, dan gabardin, yang semuanya digunakan untuk mengeksplorasi ketegangan dinamis antara maskulinitas dan feminitas. Draperi yang dipintal dan potongan eksperimental menciptakan permainan halus antara struktur yang tegas dan kelembutan.

Wajah Baru Sarung dan Beskap dalam Nuansa Kontemporer

Sebuah penghormatan terhadap warisan Indonesia pada koleksi ini muncul melalui penafsiran ulang sarung dan beskap secara kontemporer, yang diberi sentuhan karakter yang kuat namun tetap mengedepankan kesederhanaan, membangkitkan kesan kebangsawanan yang tenang dan baru.

Aksesori seperti liontin berukuran besar, bros antik, tas tangan berhias payet, dan syal sutra ringan pada busana memberikan kesan mewah dan modis.

Koleksi ini mencerminkan keyakinan Biyan bahwa mode bukan hanya sebagai bentuk kecantikan, tetapi juga bahasa identitas dan warisan. Dalam koleksi ini, kenangan menjelma menjadi bentuk, dan bentuk menjadi sesuatu yang bisa dikenakan, dirasakan, dan diwariskan. (Nas/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya