Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SEBAGAI negara yang berada di kawasan cincin api Pasifik, Indonesia memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam seperti gempa bumi Megathrust dan banjir. Hal ini dapat berdampak besar pada keselamatan karyawan, masyarakat sekitar, serta operasional Objek Vital Nasional (Obvitnas) seperti PLN Gandul. Karena itu, perlu adanya respons cepat serta koordinasi yang efektif.
Menyadari besarnya dampak yang ditimbulkan, PLN Gandul bersama PT Nawakara Perkasa Nusantara dan Badan SAR Nasional (Basarnas) menggelar simulasi tanggap darurat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan, meminimalkan dampak bencana, dan memperkuat sinergi antar tim.
Rescuer Senior Basarnas, Pambudi Nurwidjaya menyampaikan bahwa pentingnya simulasi bencana dilakukan sebagai langkah mitigasi. "Gempa bumi Megathrust adalah gempa dengan skala besar yang membutuhkan kesiapan tinggi. Kegiatan ini bertujuan memastikan seluruh tim tidak panik dan siap bertindak cepat menghadapi bencana. Simulasi seperti ini membantu meningkatkan koordinasi serta efektivitas respons dalam keadaan darurat,” ungkapnya, Selasa (17/12).
Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan efektivitas respons di antaranya dalam skenario gempa bumi, pastikan untuk berlindung di bawah meja atau di dekat pilar yang kokoh saat guncangan terjadi. Setelah guncangan reda, lakukan evakuasi dengan tenang dan terorganisir menuju titik aman atau Master Point. Nantinya, Floor Warden bertugas menghitung jumlah karyawan dan memastikan tidak ada yang tertinggal di dalam gedung.
Selanjutnya, latih tim First Aid untuk menangani korban luka menggunakan peralatan dasar seperti tandu, oksigen, dan pertolongan darurat lainnya. Pastikan korban yang membutuhkan perawatan lebih lanjut segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Langkah ini krusial untuk meminimalkan risiko cedera serius dan memastikan keselamatan nyawa.
Kemudian rutin melakukan simulasi tanggap darurat dapat membantu tim untuk bereaksi secara refleks dan efektif. Dalam skenario banjir, latih prosedur evakuasi korban dari area genangan air di bawah tekanan situasi darurat.
Kepala Divisi Pelatihan Nawakara, M. Nuruli Kholiq menambahkan bahwa pelatihan yang dilakukan menjadi langkah strategis untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana besar.
“Simulasi adalah langkah proaktif untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Bagaimana tim tanggap darurat yang didalamnya termasuk tim keamanan melakukan evakuasi, mengamankan asset, dan melakukan pertolongan bila ada seseorang yang cedera atau tidak bisa melakukan evakuasi secara mandiri. Kolaborasi antara PLN, Nawakara, dan Basarnas menunjukkan sinergi yang efektif dalam memastikan kesiapan menghadapi bencana,” ujarnya.
Terakhir lakukan evaluasi hasil simulasi untuk melihat area yang perlu ditingkatkan, seperti penyempurnaan sistem paging untuk penyebaran informasi darurat lebih cepat dan penambahan fasilitas keselamatan seperti alat pelindung diri hingga peralatan tanggap darurat. Adanya simulasi berkala ini menjadi dasar untuk penguatan prosedur di masa mendatang.
Staff di K3L UIT JBB UPT PLN Gandul, Mario Tambun mengapresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. “Simulasi ini menjadi pengalaman penting bagi kami untuk menguji kesiapan prosedur tanggap darurat. Walaupun kami tidak menginginkan bencana ini terjadi, namun tetap harus antisipasi dengan simulasi penanggulangan ini. Kami merasa terbantu, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan belajar banyak hal yang dapat ditingkatkan, termasuk percepatan waktu respons dan optimalisasi koordinasi. Hal ini menjadi dasar untuk penguatan prosedur kami di masa mendatang,” tandasnya.(H-2)
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Sepanjang 2024 telah terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini hampir dua kali lipat dari 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Kondisi cuaca akhir-akhir ini tak bisa diprediksi. Sebab, bisa saja saat siang cuaca cerah, namun mendadak berubah menjadi ekstrem.
Sebanyak 248 orang terdampak bencana angin puting beliung yang melanda dua desa di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. Saat ini, mereka dalam pendampingan petugas BNPB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved