Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAKIL Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono mengatakan menurunkan angka kasus TB masyarakat untuk berperan aktif dalam program Temukan dan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TB).
"Jadi, kalau ini hanya dijadikan program pemerintah, ini tidak akan selesai. Karena kemampuan pemerintah terbatas. Salah satu upayanya adalah mengajak masyarakat untuk ikut berperan di dalamnya,," kata Dante, Selasa (17/12).
Diketahui Indonesia saat ini menempati peringkat kedua kasus tuberkulosis di dunia setelah India, dengan jumlah kasus sekitar 1.060.000 dan 130.000 orang meninggal dunia.
Kader pendamping TB untuk memastikan agar penderita yang telah teridentifikasi tetap menjalani pengobatan hingga selesai. Hal itu guna mencegah resistensi obat yang dapat berujung pada kematian.
"Karena pengobatannya butuh waktu. Kadang-kadang, ada yang putus obat di tengah jalan. Yang putus obat di tengah jalan itu yang harus kita atasi. Karena kalau dia putus obat di tengah jalan, TB bisa jadi resisten atau jadi kebal terhadap pengobatan. Kalau kebal terhadap pengobatan, jadi tidak bisa sembuh," ujar Dante.
Selain itu, kader pendamping memiliki peran penting untuk membantu mengidentifikasi kontak erat penderita TBC, terutama anggota keluarga yang serumah. Ia memberikan contoh kasus yang ditemui saat kunjungannya di Surabaya, di mana seorang anak dengan status gizi pra-stunting terdiagnosis TB setelah dilakukan pemeriksaan foto toraks.
"Bayangkan, jika itu didiamkan. Itu bisa menular ke anak-anak, sehingga anak-anak tersebut perkembangannya terganggu dan paru-parunya rusak," pungkasnya. (S-1)
Penemuan kasus Tb secara aktif bertujuan untuk menemukan terduga Tb di populasi berisiko dan mendeteksi Tb lebih dini guna mengurangi keterlambatan diagnosis.
Pada kunjungan tersebut, Prof Tjandra juga menghimpun aspirasi para tenaga medis dan perwakilan kader TB yang hadir.
Peran pemerintah daerah sangat besar untuk upaya eliminasi tuberkulosis (Tb) di Indonesia.
Lingkungan kurang cahaya dan ventilasi yang buruk memperburuk penyebaran bakteri TB. Untuk mencegah penularan, penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih.
Cuaca lembab akibat perubahan iklim meningkatkan risiko penyebaran TB dengan menciptakan kondisi ideal bagi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTb).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved