Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Tuberkulosis (TB) masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Selain pemerintah dan fasilitas kesehatan, peran komunitas menjadi salah satu kunci penting dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit ini.
National Program Director Komunitas Penabulu-STPI Betty Nababan menguraikan berbagai strategi yang telah dilakukan komunitas untuk mendukung program pengendalian TB, terutama dalam penemuan kasus dan pendampingan pasien. Salah satu fokus utama komunitas adalah mendukung penemuan kasus TB melalui screening dan investigasi kontak.
“Kami dimandatkan bakterologis karena bakterologis ini adalah termasuk yang berpotensi menularkan. Jadi harapannya begitu ada kontak yang sakit TBC akan kita giring untuk mendapatkan pengobatan. Bagi mereka yang tidak sakit TBC akan digiring untuk mendapatkan terapi penjagaan TBC,” jelas Betty.
Selain menyasar kontak serumah dengan kasus indeks bakterologis, komunitas juga menjalankan community outreach untuk mendeteksi TB di luar populasi kontak serumah. Betty menyatakan, community outreach ini menyasar orang-orang yang di luar daripada populasi kontak serumah.
“Dalam artian mereka tetap masuk sebagai populasi risiko tinggi untuk TBC. Bisa jadi kontak eratnya, kasus indeks, tetangga, atau pasien DM, kemudian ODIV, pasien wilayah-wilayah yang berada di lokus kantong TBC, serta tempat berkumpul kayak asrama. Kalau misalnya ada kasus TBC, maka kita memberikan penyuluhan untuk membawa mereka datang ke layanan,” ungkap Betty.
Betty juga menyoroti pentingnya melibatkan kader komunitas yang bekerja erat dengan tenaga kesehatan dan dinas kesehatan setempat. Pihaknya juga bekerja bersama dengan semua mitra-mitra pembangunan yang mendukung tuberculosis, program kita di nasional.
“Salah satunya USAID, di mana tahun lalu itu angka TPT kita masih rendah, kemudian tahun 2024 kita coba duduk bersama, di bawah koordinasi dari dinas kesehatan, untuk bisa saling bersinergi terkait peningkatan TPT,” jelas dia.
Untuk mendukung keberlanjutan program pengendalian TB, Betty mengharapkan adanya dukungan kebijakan, regulasi, dan pendanaan yang lebih baik.
“Kami juga membutuhkan dukungan kebijakan regulasi yang bisa memudahkan atau membentuk komunitas dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendukung terutama di layanan. Salah satu kayak posyandu tadi, itu bisa bergerak yang HTBS, itu salah satunya ketika ada surat edaran dari Kementerian, maka dinasnya langsung lebih mudah untuk dinas berkoordinasi dengan dinas, kemudian dengan fast cash,” jelasnya. (Ata)
Indonesia mencatatkan angka kematian akibat tuberkulosis atau TB sebesar 134 ribu jiwa per tahun atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit.
Masyarakat diajak untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TB sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Akibat penyakit tersebut 15 orang meninggal dunia sebelum mendapatkan pengobatan.
MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan fakta mengejutkan. Di Indonesia, katanya, dua orang meninggal karena tuberkulosis (Tb) setiap lima menit.
Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.
Ia menjelaskan, pengobatan Tb umumnya membutuhkan waktu antara 6 hingga 9 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved