Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tragedi Bunuh Diri Satu Keluarga Jadi Alarm Kondisi Ekonomi dan Sosial

Atalya Puspa
16/12/2024 18:49
Tragedi Bunuh Diri Satu Keluarga Jadi Alarm Kondisi Ekonomi dan Sosial
Ilustrasi, garis polisi di lokasi bunuh diri.(Dok. Antara)

KASUS bunuh diri satu keluarga terjadi berulang di Tanah Air. Tragedi ini tidak hanya menjadi persoalan pribadi, tetapi juga cerminan dari tekanan ekonomi dan sosial yang dialami oleh masyarakat kelas menengah dan bawah.

Menurut Sosiolog Nia Elvina kejadian seperti ini adalah alarm yang menandakan perlunya perhatian serius pemerintah terhadap kondisi masyarakat.

"Saya kira munculnya fenomena bunuh diri satu keluarga di kalangan masyarakat kita merupakan alarm bahwa kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah dan bawah kita perlu perhatian yang amat serius oleh pemerintah kita," ujar Nia saat dihubungi, Senin (16/12).

Nia menyoroti bahwa faktor ekonomi masih menjadi penyebab utama dari berbagai permasalahan sosial, termasuk kasus bunuh diri keluarga ini. Ia menyebut bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Indonesia cenderung tinggi dan ketersediaan lapangan pekerjaan masih amat terbatas.

"Sehingga, saya kira, faktor ekonomi ini masih menjadi faktor dominan terjadinya masalah sosial, salah satunya fenomena bunuh diri satu keluarga ini," jelasnya.

Selain tekanan ekonomi, Nia juga menyoroti perubahan dalam struktur sosial masyarakat Indonesia. Menurutnya, melemahnya ikatan keluarga besar menjadi salah satu faktor yang memperburuk situasi.

"Ikatan keluarga besar dalam masyarakat kita juga mulai melonggar. Karena tadi, mereka juga energi dan pikiran mereka terfokus untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup," katanya.

Akibatnya, ketika ada anggota keluarga yang menghadapi masalah ekonomi, anggota keluarga lain sering kali tidak mampu memberikan bantuan. "Sehingga ketika ada saudara yang mengalami permasalahan ekonomi, mereka tidak mampu untuk membantu," tambahnya.  

Kondisi ini diperparah dengan maraknya fenomena pinjaman online yang semakin subur di masyarakat. Banyak keluarga yang terdesak oleh kebutuhan memilih solusi cepat ini, tanpa menyadari risiko jangka panjangnya.

"Hal ini, saya kira, juga membuat suburnya pinjaman online di masyarakat kita," ujar Nia. Dengan bunga tinggi dan tekanan dari pemberi pinjaman, pinjaman online sering kali hanya memperburuk beban ekonomi keluarga dan memicu tekanan psikologis lebih lanjut.

Menurut Nia, fenomena bunuh diri keluarga ini menjadi refleksi dari berbagai persoalan mendalam yang dihadapi masyarakat Indonesia, mulai dari tekanan ekonomi hingga lemahnya solidaritas sosial.

Pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret untuk menyediakan lapangan pekerjaan, memperkuat jaring pengaman sosial, dan memulihkan solidaritas dalam keluarga serta masyarakat.

Menurut Nia, pemerintah harus segera memprioritaskan penyediaan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah mendesak. "Penyediaan lapangan pekerjaan oleh pemerintah kita itu merupakan program yang amat urgent sekali," tambahnya.  (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya