Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ganti Cakram Tulang Belakang dengan Implan Buatan Tahan 25 Tahun

Wisnu Arto Subari
16/12/2024 13:54
Ganti Cakram Tulang Belakang dengan Implan Buatan Tahan 25 Tahun
Ilustrasi.(Freepik)

PROSEDUR bedah mengganti cakram tulang belakang dengan implan buatan menggunakan teknik lumbar disc replacement (LDR) bisa bertahan selama 25 tahun dan nyeri minimal. Ini tergolong teknik modern dalam mengatasi masalah tulang belakang yang kompleks, khususnya pada cakram lumbar atau pinggang. 

"Proses bedah hanya 45 menit. Pasien memiliki peluang untuk kembali menjalani kehidupan aktif dengan nyeri minimal selama 25 tahun ke depan," kata Dokter spesialis ortopedi & traumatology Eka Hospital BSD Tangerang Harmantya Mahadhipta di Tangerang, Senin (16/12). Teknik LDR merupakan prosedur bedah modern untuk
mengganti cakram tulang belakang yang rusak dengan implan buatan yang diimpor dari Amerika.

Masalah tulang belakang, khususnya pada daerah lumbar atau pinggang, menjadi salah satu gangguan kesehatan yang sering ditemui. Keluhan seperti nyeri punggung bawah, kesulitan bergerak hingga rasa kebas atau kelemahan di kaki sering kali berkaitan dengan gangguan pada cakram tulang belakang.

Namun, seiring berkembangnya teknologi medis, teknik LDR kini menjadi salah satu metode penanganan yang efektif dalam mengatasi masalah ini. Prosedur ini dirancang untuk menjaga mobilitas alami tulang belakang sambil mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh cakram yang bermasalah.

Berbeda dengan fusi tulang belakang atau spinal fusion yang menyatukan dua tulang belakang, sehingga gerakannya menjadi terbatas. Untuk LDR memungkinkan pasien tetap memiliki rentang gerak normal pada area yang dioperasi. "Implan buatan ini terbuat dari bahan yang kompatibel dengan tubuh manusia, seperti logam atau bahan plastik tahan lama," katanya.

Prosedur LDR memiliki kelebihan, seperti dapat memungkinkan tulang belakang dapat bergerak secara alami dan mengurangi risiko beban berlebih pada segmen lain. Sebab, dengan mempertahankan gerakan alami, risiko kerusakan pada cakram lain dapat diminimalisasi.

"Tak hanya itu, proses pemulihan nyeri pasca-operasi menjadi lebih cepat. Pagi melakukan tindakan, siangnya sudah bisa berjalan," ujarnya.

Ada beberapa kondisi masalah penyakit yang membutuhkan penanganan menggunakan prosedur ini, seperti penyakit degeneratif cakram, yakni ketika cakram tulang belakang mengalami kerusakan atau akibat penuaan, tekanan berulang atau cedera. Kondisi ini menyebabkan nyeri kronis di punggung bawah yang dapat menjalar ke kaki (sciatica).

Lalu, kasus hernia cakram, yakni bagian dalam cakram (nucleus pulposus) menonjol keluar melalui bagian luar yang robek. Hal ini dapat menekan saraf tulang belakang, menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada tungkai. "Pasien dengan HNP yang berulang atau cakram yang mengalami kerusakan permanen memerlukan pengangkatan dan penggantian cakram menggunakan implan buatan," ujarnya.

Selain itu, spondylosis, yakni bentuk arthritis degeneratif yang memengaruhi cakram dan sendi tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan nyeri kronis dan pembatasan gerak. "Sering kali disertai radikulopati tekanan pada saraf yang menyebabkan gejala di tungkai," katanya. 

Walaupun teknik LDR ini dapat digunakan untuk beberapa gangguan pada tulang belakang, masalah kesehatan, seperti osteoporosis, infeksi tulang belakang atau struktur tulang lain tidak dianjurkan untuk dilakukan prosedur bedah ini. Namun, pasien di atas 60 tahun tidak dianjurkan. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya